Pada tanggal 5 Mei 1999, Ali Alatas bersama dengan Menteri Luar Negeri Portugal dan Sekretaris Jenderal PBB menandatangani kesepakatan tentang pelaksanaan penentuan pendapat oleh rakyat Timor Leste di markas PBB New York.
Kesepakatan ini mengatur tentang proses dan mekanisme referendum yang akan diselenggarakan pada tanggal 30 Agustus 1999.
3. Mengupayakan perdamaian dan rekonsiliasi pasca referendum.
Setelah hasil referendum menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat Timor Leste memilih untuk merdeka dari Indonesia, terjadi berbagai kekerasan dan kerusuhan yang dilakukan oleh kelompok pro-integrasi yang tidak menerima hasil tersebut.
Ali Alatas berusaha untuk menghentikan kekerasan tersebut dan mengajak semua pihak untuk menghormati keputusan rakyat Timor Leste.
Ia juga berperan dalam membantu proses transisi dan penyerahan kekuasaan kepada PBB dan pemerintah sementara Timor Leste.
Ali Alatas adalah salah satu contoh dari diplomat profesional yang berdedikasi untuk kepentingan nasional dan internasional.
Ia berhasil mengatasi krisis diplomatik Timor Leste dengan cara yang bijaksana dan terhormat.
Juga mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari berbagai negara dan organisasi dunia atas jasanya tersebut.
Selain menyelamatkan Indonesia dari krisis diplomatik Timor Leste, Ali Alatas juga berkontribusi dalam membangun hubungan yang baik dan harmonis antara kedua negara pasca referendum.
Hubungan Indonesia dan Timor Leste saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu contoh hubungan bilateral yang sukses dan saling menguntungkan.
Baca Juga: Melalui Pajang Dan Jaka Tingkir, Mataram Islam Mengaitkan Diri Dengan Kerajaan Demak Bintoro
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR