Misteri Istana Pleret, Bangunan Megah yang Melambangkan Jejak Kejayaan Kerajaan Mataram Islam

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Misteri istana Plered kerajaan Mataram Islam.
Ilustrasi - Misteri istana Plered kerajaan Mataram Islam.

Intisari-online.com - Istana Pleret adalah situs bersejarah yang menjadi jejak kejayaan dan misteri Kerajaan Mataram Islam pada abad ke-17.

Istana ini didirikan oleh Sunan Amangkurat I atau Amangkurat Agung.

Merupakan raja keempat Mataram Islam, yang mengubah ibu kota dari Kerto ke Pleret pada tahun 1647 Masehi.

Istana ini adalah istana paling indah dan mewah yang pernah dibuat oleh Mataram Islam, yang memiliki segarayasa atau taman air.

Namun, istana ini tidak bertahan lama.

Pada tahun 1677 Masehi, istana ini diserbu dan dibakar oleh pasukan Trunojoyo, pemberontak dari Madura yang menolak kekuasaan Mataram Islam.

Sunan Amangkurat I sendiri tewas dalam pelarian sebelum bisa mengakhiri pemberontakan tersebut.

Anaknya, Sunan Amangkurat II, berhasil mengalahkan Trunojoyo dengan bantuan VOC.

Akan tetapi harus menghadapi pemberontakan lain yang dipimpin oleh Pangeran Puger, saudaranya sendiri.

Pangeran Puger mengaku sebagai raja Mataram Islam dengan gelar Pakubuwono I dan menempati istana Pleret yang telah hancur.

Perang saudara antara Sunan Amangkurat II dan Pakubuwono I berlangsung selama beberapa tahun.

Baca Juga: Punya Pepali Fenomenal, Inilah Ki Ageng Selo, Leluhur Mataram Islam yang Mampu Menangkap Petir

Sehingga akhirnya mereka berdamai dengan perantaraan VOC pada tahun 1681 Masehi.

Namun, damai ini juga tidak bertahan lama.

Pada tahun 1686 Masehi, Pakubuwono I kembali memberontak dan menyerang istana Kartasura, ibu kota baru Mataram Islam yang dibangun oleh Sunan Amangkurat II.

Perang saudara ini berakhir dengan kematian Pakubuwono I pada tahun 1690 Masehi.

Peristiwa-peristiwa ini menyebabkan kerusakan besar bagi Mataram Islam, baik secara fisik maupun politik.

Istana-istana yang dibangun dengan mewah menjadi sasaran serangan dan pembakaran.

Rakyat menderita akibat perang dan kelaparan. Kekuasaan raja melemah dan tergantung pada VOC.

Wilayah-wilayah di luar Jawa mulai melepaskan diri dari Mataram Islam.

Akhirnya, pada tahun 1755 Masehi, Mataram Islam terpecah menjadi dua kerajaan, yaitu Surakarta dan Yogyakarta, setelah Perjanjian Giyanti.

Sekarang, istana Pleret hanya tinggal puing-puing yang tersebar di Desa Kauman, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca Juga: Misteri Pertapaan Kembang Lampir, Tempat Suci yang Menyimpan Rahasia Kerajaan Mataram Islam

Situs ini masih menjadi objek penelitian arkeologis untuk mengungkap sejarah dan misteri Mataram Islam.

Beberapa temuan menarik di situs ini antara lain saluran air kuno yang terbuat dari tanah liat, yang menunjukkan adanya sistem irigasi dan taman air di istana ini.

Situs ini juga menjadi jejak kejayaan dan misteri Mataram Islam yang pernah berjaya di Nusantara.

Artikel Terkait