Kisah Kyai Surti dan Dewi Suryawati, Pembawa Harta Karun Mataram Islam dari Pantai Karang Bolong

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Harta karun Mataram Islam
Harta karun Mataram Islam

Intisari-online.com - Pantai Karang Bolong di Kebumen, Jawa Tengah, tidak hanya menawarkan keindahan alam yang mempesona.

Tetapi juga menyimpan kisah misteri yang berkaitan dengan harta karun Mataram Islam.

Harta karun tersebut berupa sarang burung walet yang menjadi komoditas ekspor bernilai tinggi di dunia.

Sarang burung walet merupakan hasil sekresi air liur burung walet yang membentuk sarang di dinding gua atau tebing.

Sarang ini dipercaya memiliki banyak manfaat kesehatan dan kecantikan, seperti mengobati batuk, influenza, meningkatkan stamina, dan menjaga elastisitas kulit.

Namun, tahukah Anda bahwa sarang burung walet ini ternyata memiliki hubungan dengan sejarah Kerajaan Mataram Islam?

Kisahnya dimulai dari seorang utusan kerajaan Mataram Islam bernama Kyai Surti yang diperintahkan mencari obat untuk permaisuri Sultan Agung yang jatuh sakit.

Kyai Surti adalah seorang penasihat spiritual yang setia kepada Sultan Agung.

Ia mendapat bisikan gaib bahwa obat yang bisa menyembuhkan permaisuri adalah bunga karang yang ada di goa dekat Pantai Karang Bolong.

Tanpa ragu, ia pun berangkat menuju pantai tersebut.

Setibanya di Pantai Karang Bolong, Kyai Surti bertapa di goa yang dekat dengan pantai.

Baca Juga: Atas Perintah Penguasa Mataram Islam Amangkurat III, Pangeran Puger Harus Hukum Mati Putrinya Sendiri

Dalam pertapaannya, ia didatangi oleh Dewi Suryawati, salah satu pengikut setia Ratu Pantai Selatan atau Nyi Roro Kidul.

Dewi Suryawati menawarkan obat yang dicari Kyai Surti, yaitu sarang burung walet.

Namun, ada syarat yang harus dipenuhi Kyai Surti jika ingin mendapatkan sarang burung walet tersebut.

Ia harus bersedia menikahi Dewi Suryawati dan tinggal bersamanya di kerajaan bawah laut.

Kyai Surti yang memiliki jiwa pengabdian tinggi kepada Sultan Agung, tanpa pikir panjang menerima tawaran tersebut.

Dengan demikian, Kyai Surti mendapatkan sarang burung walet sebagai obat penawar sakit permaisuri.

Ia pun kembali ke kerajaan untuk memberikan obat tersebut kepada Sultan Agung.

Alhamdulillah, kondisi kesehatan permaisuri berangsur membaik hingga akhirnya pulih.

Namun, Kyai Surti tidak bisa menepati janjinya untuk menikahi Dewi Suryawati dan tinggal bersamanya di kerajaan bawah laut.

Ia merasa tidak tega meninggalkan Sultan Agung dan kerajaannya.

Akibatnya, Dewi Suryawati merasa tersakiti dan marah.

Baca Juga: Buktikan Tak Terlibat Pemberontakan, Pangeran Puger Mati-matian Pertahankan Keraton Mataram Islam Dari Serangan Trunojoyo

Dewi Suryawati pun mengutuk Kyai Surti agar tidak bisa meninggalkan Pantai Karang Bolong.

Ia juga mengutuk agar sarang burung walet yang menjadi harta karun Mataram Islam itu tidak bisa ditemukan oleh siapa pun selain dirinya.

Sejak itu, Kyai Surti menghilang dan tidak pernah terlihat lagi.

Kisah Kyai Surti dan Dewi Suryawati ini menjadi legenda yang dipercaya oleh masyarakat sekitar Pantai Karang Bolong.

Mereka meyakini bahwa sarang burung walet masih ada di goa-goa pantai tersebut, tetapi hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu yang memiliki kelebihan spiritual.

Apakah Anda tertarik untuk mencari harta karun Mataram Islam ini?

Jika ya, Anda harus berhati-hati karena Pantai Karang Bolong juga terkenal dengan mitos-mitos lainnya yang berkaitan dengan Nyi Roro Kidul.

Artikel Terkait