Jumlah orang yang makan bersama dalam satu piring bisa bervariasi, mulai dari dua orang hingga sepuluh orang atau lebih.
Megibung tidak hanya dilakukan saat lebaran, tapi juga saat hari-hari besar lainnya seperti Galungan, Kuningan, Nyepi, dan lain-lain.
Tradisi Megibung juga bisa dilakukan saat ada acara-acara khusus seperti pernikahan, khitanan, ulang tahun, dan lain-lain.
Megibung menjadi salah satu cara untuk menjalin silaturahmi dan menguatkan tali persaudaraan antara masyarakat.
Salah satu tempat yang terkenal dengan tradisi megibung adalah Kampung Gelgel di Klungkung.
Kampung ini merupakan salah satu kampung Islam tertua di Bali yang didirikan oleh Sunan Wajo pada abad ke-163.
Di Kampung Gelgel, megibung dilakukan oleh masyarakat Muslim sebagai wujud syukur dan rasa hormat kepada leluhur mereka.
Megibung juga menjadi salah satu daya tarik wisata bagi para pengunjung yang ingin merasakan suasana makan bersama ala Bali.
Beberapa tempat wisata di Bali menyediakan fasilitas megibung bagi para tamu yang ingin mencoba tradisi ini.
Misalnya di Desa Tenganan Pegringsingan di Karangasem atau di Desa Taro di Gianyar.
Itulah tradisi megibung Bali yang merupakan tradisi makan bersama saat lebaran oleh masyarakat Bali.
Tradisi ini menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman bangsa Indonesia yang patut dilestarikan dan dihormati.
Semoga artikel ini bermanfaat!
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR