Intisari-online.com - Tradisi mudik adalah kebiasaan masyarakat Indonesia yang bepergian ke kampung halaman mereka untuk merayakan hari raya bersama keluarga.
Tradisi ini biasanya dilakukan menjelang Idul Fitri, hari raya umat Islam yang menandai berakhirnya bulan puasa Ramadhan.
Asal usul tradisi mudik tidak diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa versi yang beredar.
Salah satunya adalah versi yang mengaitkan tradisi mudik dengan sejarah masyarakat Melayu yang tinggal di hulu sungai pada masa lampau.
Menurut versi ini, masyarakat Melayu sering bepergian ke hilir sungai menggunakan perahu atau biduk untuk berdagang atau mengurus urusan pemerintahan.
Setelah urusan mereka selesai di hilir, maka akan kembali ke hulu sungai atau udik, yang kemudian disebut mudik.
Versi lain mengatakan bahwa tradisi mudik berasal dari kebiasaan para pekerja perkebunan dan tambang yang berasal dari Jawa dan Sumatera yang bekerja di daerah-daerah seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Para pekerja ini biasanya mendapatkan cuti panjang saat Idul Fitri dan memanfaatkannya untuk pulang ke kampung halaman mereka.
Tradisi ini kemudian menyebar ke berbagai daerah dan menjadi bagian dari budaya Indonesia.
Tradisi mudik memiliki makna penting bagi masyarakat Indonesia, terutama umat Islam.
Mudik merupakan bentuk silaturahmi dan rasa syukur atas nikmat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk bertemu dengan keluarga dan kerabat.
Baca Juga: Tradisi Mudik: Simbol Perlawanan yang Melonjak Sejak BBM Disubsidi?
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR