Megibung Bali, Tradisi Makan Bersama Saat Lebaran oleh Masyarakat Bali

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Tradisi Megibung Bali.
Ilustrasi - Tradisi Megibung Bali.

Intisari-online.com - Lebaran atau Idul Fitri adalah hari raya yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Dirakayan setelah menyelesaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Di Indonesia, lebaran tidak hanya identik dengan salat Id, halal bihalal, dan makan ketupat, tapi juga dengan berbagai tradisi unik yang khas di setiap daerah.

Namun tahukah Anda bahwa di Bali ternyata ada tradisi yang cukup unik.

Tradisi ini dilakuka masyarakat Bali untuk menyambut hari raya Idul Fitri.

Salah satu tradisi unik lebaran yang ada di Indonesia adalah Megibung.

Megibung adalah tradisi makan bersama yang berasal dari Bali, khususnya dari wilayah Karangasem dan Klungkung.

Megibung berasal dari kata gibung yang berarti kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang, yakni saling berbagi antara satu orang dengan yang lainnya.

Tradisi ini melambangkan persatuan, kebersamaan, dan persaudaraan antara masyarakat.

Megibung biasanya dilakukan dengan cara makan bersama dalam satu piring atau tampah yang berisi nasi dan lauk-pauk.

Lauk-pauk yang disajikan biasanya terdiri dari ayam betutu, sate lilit, lawar, sambal matah, dan lain-lain.

Baca Juga: Ini Anggota Wali Songo yang Perkenalkan Ketupat, Apa Filosofinya?

Jumlah orang yang makan bersama dalam satu piring bisa bervariasi, mulai dari dua orang hingga sepuluh orang atau lebih.

Megibung tidak hanya dilakukan saat lebaran, tapi juga saat hari-hari besar lainnya seperti Galungan, Kuningan, Nyepi, dan lain-lain.

Tradisi Megibung juga bisa dilakukan saat ada acara-acara khusus seperti pernikahan, khitanan, ulang tahun, dan lain-lain.

Megibung menjadi salah satu cara untuk menjalin silaturahmi dan menguatkan tali persaudaraan antara masyarakat.

Salah satu tempat yang terkenal dengan tradisi megibung adalah Kampung Gelgel di Klungkung.

Kampung ini merupakan salah satu kampung Islam tertua di Bali yang didirikan oleh Sunan Wajo pada abad ke-163.

Di Kampung Gelgel, megibung dilakukan oleh masyarakat Muslim sebagai wujud syukur dan rasa hormat kepada leluhur mereka.

Megibung juga menjadi salah satu daya tarik wisata bagi para pengunjung yang ingin merasakan suasana makan bersama ala Bali.

Beberapa tempat wisata di Bali menyediakan fasilitas megibung bagi para tamu yang ingin mencoba tradisi ini.

Misalnya di Desa Tenganan Pegringsingan di Karangasem atau di Desa Taro di Gianyar.

Itulah tradisi megibung Bali yang merupakan tradisi makan bersama saat lebaran oleh masyarakat Bali.

Baca Juga: Sempat Terhenti Kala Islam Mulai Masuk, Grebeg Syawal Kembeli Dihelat Usai Sosok-sosok Ini 'Memanfaatkannya'

Tradisi ini menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman bangsa Indonesia yang patut dilestarikan dan dihormati.

Semoga artikel ini bermanfaat!

Artikel Terkait