Namun, karena gangguan dari Belanda yang menginvasi Tanah Hitu pada tahun 1580 Masehi, masjid ini dipindahkan ke Kampung Tehala pada tahun 1614 Masehi.
Tempat kedua masjid ini berada di suatu daratan di mana banyak tumbuh pepohonan mangga hutan atau mangga berabu yang dalam bahasa Kaitetu disebut Wapa.
Itulah sebabnya masjid ini diganti namanya dengan sebutan Masjid Wapauwe, artinya masjid yang didirikan di bawah pohon mangga berabu.
Masjid Wapauwe merupakan salah satu destinasi wisata religi dan sejarah yang menarik untuk dikunjungi di Maluku.
Masjid ini menawarkan keindahan arsitektur tradisional dan nilai-nilai historis yang tinggi.
Masjid ini juga menjadi simbol keberadaan dan kekuatan Islam di Tanah Seribu Pulau.
Masjid Wapauwe juga berada di daerah yang mengandung banyak peninggalan bersejarah lainnya.
Sekitar 150 meter dari masjid ke arah utara, di tepi jalan raya terdapat sebuah gereja tua peninggalan Portugis dan Belanda yang telah hancur akibat konflik agama yang meletus di Ambon pada tahun 1999.
Selain itu, 50 meter dari gereja ke utara, berdiri dengan kokoh sebuah benteng tua Nieuw Amsterdam.
Benteng peninggalan Belanda yang mulanya adalah loji Portugis ini, terletak di bibir pantai ini dan menjadi saksi sejarah perlawanan para pejuang Tanah Hitu dalam perang Wawane (1634–1643) serta perang Kapahaha (1643–1646).
Masjid Wapauwe merupakan salah satu destinasi wisata religi dan sejarah yang menarik untuk dikunjungi di Maluku.
Baca Juga: Misteri Tiang Tatal Masjid Agung Demak Yang Dibuat Sunan Kalijaga, Konon Hanya Dibuat Semalam
Masjid ini menawarkan keindahan arsitektur tradisional dan nilai-nilai historis yang tinggi. Masjid ini juga menjadi simbol keberadaan dan kekuatan Islam di Tanah Seribu Pulau.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR