Masjid Wapauwe Maluku, Masjid Paling Tua di Indonesia Timur yang Memiliki Mushaf Alquran Terawal di Nusantara

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Masjid Wapauwe
Ilustrasi - Masjid Wapauwe

Intisari-online.com - Masjid Wapauwe adalah masjid yang memiliki nilai sejarah tinggi yang terletak di Kaitetu, Maluku Tengah.

Masjid ini didirikan pada tahun 1414 Masehi oleh Perdana Jamilu, seorang keturunan Kesultanan Jailolo dari Moloku Kie Raha (Maluku Utara).

Dia datang ke Tanah Hitu untuk menyebarkan Islam pada lima negeri di sekitar pegunungan Wawane.

Masjid ini menjadi bukti sejarah penyebaran Islam di Maluku pada masa lalu.

Masjid ini juga menjadi masjid paling tua di Indonesia Timur dan salah satu masjid paling tua di Indonesia.

Masjid ini memiliki arsitektur unik yang terbuat dari kayu dan pelepah sagu dengan atap rumbia.

Salah satu peninggalan bersejarah yang ada di masjid ini adalah Mushaf Alquran yang dikatakan termasuk tertua di Indonesia.

Mushaf Alquran ini ditulis dengan tangan oleh Imam Muhammad Arikulapessy pada tahun 1550 Masehi tanpa iluminasi (hiasan pinggir).

Mushaf Alquran ini menunjukkan bahwa masyarakat Maluku sudah mengenal dan mempelajari Alquran sejak abad ke-16.

Masjid Wapauwe juga memiliki kisah menarik dalam perpindahan lokasinya.

Awalnya, masjid ini bernama Masjid Wawane karena dibangun di lereng gunung Wawane.

Baca Juga: ISIS Ledakkan Masjid dengan Bom Hingga Lukai 20 Orang, Sebut Jamaahnya 'Murtad'

Namun, karena gangguan dari Belanda yang menginvasi Tanah Hitu pada tahun 1580 Masehi, masjid ini dipindahkan ke Kampung Tehala pada tahun 1614 Masehi.

Tempat kedua masjid ini berada di suatu daratan di mana banyak tumbuh pepohonan mangga hutan atau mangga berabu yang dalam bahasa Kaitetu disebut Wapa.

Itulah sebabnya masjid ini diganti namanya dengan sebutan Masjid Wapauwe, artinya masjid yang didirikan di bawah pohon mangga berabu.

Masjid Wapauwe merupakan salah satu destinasi wisata religi dan sejarah yang menarik untuk dikunjungi di Maluku.

Masjid ini menawarkan keindahan arsitektur tradisional dan nilai-nilai historis yang tinggi.

Masjid ini juga menjadi simbol keberadaan dan kekuatan Islam di Tanah Seribu Pulau.

Masjid Wapauwe juga berada di daerah yang mengandung banyak peninggalan bersejarah lainnya.

Sekitar 150 meter dari masjid ke arah utara, di tepi jalan raya terdapat sebuah gereja tua peninggalan Portugis dan Belanda yang telah hancur akibat konflik agama yang meletus di Ambon pada tahun 1999.

Selain itu, 50 meter dari gereja ke utara, berdiri dengan kokoh sebuah benteng tua Nieuw Amsterdam.

Benteng peninggalan Belanda yang mulanya adalah loji Portugis ini, terletak di bibir pantai ini dan menjadi saksi sejarah perlawanan para pejuang Tanah Hitu dalam perang Wawane (1634–1643) serta perang Kapahaha (1643–1646).

Masjid Wapauwe merupakan salah satu destinasi wisata religi dan sejarah yang menarik untuk dikunjungi di Maluku.

Baca Juga: Misteri Tiang Tatal Masjid Agung Demak Yang Dibuat Sunan Kalijaga, Konon Hanya Dibuat Semalam

Masjid ini menawarkan keindahan arsitektur tradisional dan nilai-nilai historis yang tinggi. Masjid ini juga menjadi simbol keberadaan dan kekuatan Islam di Tanah Seribu Pulau.

Artikel Terkait