Intisari-online.com - Salah satu peristiwa bersejarah dalam kehidupan masyarakat Jawa, khususnya Mataram, adalah babad alas mentaok.
Peristiwa ini berkisah tentang bagaimana Ki Ageng Pamanahan dan putranya, Ki Juru Martani, membuka hutan Mentaok yang kemudian menjadi cikal bakal kerajaan Mataram.
Ki Ageng Pamanahan adalah seorang ulama dan pejuang yang hidup pada abad ke-16.
Ia berasal dari desa Giriwungu, Banyumas, dan merupakan keturunan dari Brawijaya V, raja terakhir Majapahit.
Ia memiliki ilmu spiritual yang tinggi dan dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan wara.
Suatu hari, ia mendapat petunjuk dari Tuhan untuk membuka hutan Mentaok yang terletak di sebelah timur sungai Opak.
Hutan tersebut merupakan hutan liar yang dipenuhi oleh binatang buas dan makhluk halus.
Ki Ageng Pamanahan pun berangkat bersama putra dan para pengikutnya untuk membabat hutan tersebut.
Dalam perjalanan, mereka menghadapi berbagai tantangan dan bahaya. Mereka harus berhadapan dengan harimau, ular, kera, dan lain-lain.
Mereka juga harus mengatasi gangguan dari para jin dan siluman yang tidak senang dengan niat mereka.
Namun, dengan keberanian dan kesabaran, mereka berhasil mencapai hutan Mentaok.
Baca Juga: Hingga Tewaskan 1 TNI, Begini Heroiknya Pembebasan Pilot Susi Air Hingga Keganasan KKB Papua
Di sana, mereka mulai membabat pohon-pohon besar dan membersihkan semak-semak. Mereka juga membuat rumah-rumah sederhana dari bambu dan daun.
Mereka menamai pemukiman baru mereka sebagai Mataram, yang berarti tempat yang damai dan sejahtera.
Ki Ageng Pamanahan kemudian dijuluki sebagai Kiyai Gede Mataram karena jasanya membuka hutan tersebut.
Ia juga mendapat pengakuan dari Sultan Pajang, Hadiwijaya, yang memberinya tanah Mataram sebagai hadiah.
Ki Ageng Pamanahan pun menyerahkan tanah tersebut kepada putranya, Ki Juru Martani, yang kemudian bergelar Panembahan Senopati.
Panembahan Senopati adalah pendiri kerajaan Mataram Islam yang berkuasa di Jawa Tengah dan Timur pada abad ke-17.
Ia merupakan seorang pemimpin yang bijaksana dan berwibawa.
Ia berhasil memperluas wilayah Mataram dengan mengalahkan kerajaan-kerajaan lain seperti Demak, Surabaya, Blambangan, dan Madura.
Dari keturunan Panembahan Senopati lahirlah raja-raja Mataram berikutnya seperti Sultan Agung, Amangkurat I, Pakubuwono II, Hamengkubuwono I, dan lain-lain.
Mereka semua merupakan keturunan langsung dari Ki Ageng Pamanahan yang membuka hutan Mentaok.
Babad Alas Mentaok ini populer dalam lakon-lakon panggung ketoprak Mataraman di masa kini. Daerah tersebut sekarang terletak di Kotagede, Yogyakarta.
Baca Juga: Akhir Hidup Mahapati, Pengkhianat Paling Busuk di Kerajaan Majapahit, Dicincang Seperti Babi Hutan
Pemukiman ini menjadi saksi bisu dari sejarah perkembangan kerajaan Mataram.
Babad Alas Mentaok adalah salah satu misteri yang masih menyimpan banyak tanda tanya.
Apakah peristiwa ini benar-benar terjadi atau hanya merupakan legenda belaka?
Bagaimana cara Ki Ageng Pamanahan dan putranya membabat hutan yang begitu luas dan liar?
Apa saja rahasia dan keajaiban yang tersembunyi di balik hutan tersebut?