Akhir Hidup Mahapati, Pengkhianat Paling Busuk di Kerajaan Majapahit, Dicincang Seperti Babi Hutan

Ade S

Editor

Ilustrasi sengkuni. Di zaman Majapahit, sosok seperti ini menjelma pada orang bernama Mahapati
Ilustrasi sengkuni. Di zaman Majapahit, sosok seperti ini menjelma pada orang bernama Mahapati

Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan besar dan terkenal di Nusantara. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-13 hingga abad ke-16 Masehi.

Namun, di balik kemegahan dan kejayaan Majapahit, terdapat kisah-kisah gelap yang menyelimuti sejarah kerajaan ini.

Salah satunya adalah kisah tentang Mahapati, seorang penghasut dan pengkhianat yang berakhir dengan dicincang seperti babi hutan.

Mahapati: Tokoh Penghasut yang Merusak Persatuan Majapahit

Mahapati adalah nama julukan yang diberikan kepada seorang tokoh yang disebut dalam naskah Pararaton dan Kidung Sorandaka.

Nama asli dari Mahapati adalah Dyah Halayudha, seorang patih Majapahit yang menggantikan Nambi pada tahun 1316 Masehi.

Mahapati memiliki arti "orang yang memiliki ambisi besar untuk menjadi penguasa". Hal ini menunjukkan sifat dan karakter Mahapati yang licik, serakah, dan haus kekuasaan.

Mahapati dikenal sebagai tokoh penghasut yang gemar melancarkan fitnah dan adu domba demi meraih ambisinya

Ia bertanggung jawab atas kematian para pahlawan pendiri Majapahit, seperti Ranggalawe, Lembu Sora, dan Nambi. Ia juga menyebabkan terjadinya perang saudara dan pemberontakan di dalam kerajaan.

Berikut adalah beberapa contoh kejahatan yang dilakukan oleh Mahapati:

Baca Juga: Para Pahlawan Majapahit Menjelma Jadi Pengkhianat Lewat Intrik Liciknya, Inilah Mahapati, 'Sengkuni' dengan Akhir Hidup Bak Seekor Babi

-Tewasnya Ranggalawe dan Kebo Anabrang

Pada tahun 1295 Masehi, Mahapati menghasut Ranggalawe untuk menentang pengangkatan Nambi sebagai patih Majapahit oleh Raden Wijaya, raja pertama Majapahit.

Sebaliknya, ia juga menghasut Nambi untuk menghukum kelancangan Ranggalawe. Akibatnya, perang saudara pertama pun meletus.

Ranggalawe akhirnya tewas di tangan Kebo Anabrang dalam sebuah pertempuran di Sungai Tambak Beras.

Namun, Kebo Anabrang sendiri juga tewas karena dibunuh dari belakang oleh Lembu Sora, paman Ranggalawe.

-Tewasnya Lembu Sora

Pada tahun 1300 Masehi, Mahapati menghasut Mahisa Taruna, putra Kebo Anabrang, untuk menuntut pengadilan untuk Lembu Sora.

Mengingat jasa-jasanya selama perjuangan mendirikan kerajaan, Lembu Sora hanya dihukum buang oleh Raden Wijaya.

Mahapati ganti menghasut Lembu Sora untuk meminta hukuman yang lebih pantas, yaitu hukuman mati.

Lembu Sora pun berangkat ke ibu kota untuk meminta hukuman mati.

Di sana ia tewas dikeroyok tentara istana, karena Nambi sudah lebih dahulu dihasut Mahapati, bahwa Lembu Sora akan datang untuk membuat onar.

Baca Juga: Kisah Wanita Muslim China yang Menjadi Leluhur Raja-raja Jawa

- Tewasnya Nambi

Pada tahun 1316 Masehi, Mahapati mengadu domba Nambi dengan Jayanagara, raja kedua Majapahit pengganti Raden Wijaya.

Suatu ketika Nambi mengambil cuti karena ayahnya di Lamajang meninggal dunia. Mahapati datang melayat sambil menyarankan agar ia memperpanjang cuti.

Mahapati bersedia menyampaikan permohonan izin kepada raja. Akan tetapi, di hadapan Jayanagara, Mahapati justru mengabarkan bahwa Nambi tidak mau kembali ke Majapahit karena sedang mempersiapkan pemberontakan.

Jayanagara marah dan mengirim pasukan untuk menghancurkan Lamajang. Nambi sekeluarga pun tewas. Mahapati kemudian diangkat sebagai patih baru sesuai dengan cita-citanya.

Namun, pada akhirnya kelicikan Mahapati akhirnya terungkap saat pemberontakan Kuti 1319, yang berhasil ditumpas Gajah Mada.

Hukuman mati dengan cara cineleng celeng, yang berarti dicincang sadis seperti babi hutan, pun menimpa Mahapati.

Baca Juga: 8 Peninggalan Kerajaan Majapahit Beserta Gambarnya, Yuk Simak!

Artikel Terkait