Sebagai hukuman dari tindakanya sang Sultan memberikan hukuman mati dengan memenggal kepalanya.
Namun, sebelum pengkhianatan itu terbongkar, Tumenggung Endranata juga telah melakukan provokasi yang menyebabkan perang saudara antara Sultan Agung dengan Adipati Pragola II, penguasa Pati.
Sultan Agung dan Adipati Pragola II masih memiliki hubungan saudara, tepatnya saudara ipar.
Tetapi, karena hasutan dari Tumenggung Endranata, bahwa Pragola akan memberontak, Sultan Agung mengambil tindakan tegas menyerang Pati.
Serangan ini bahkan dipimpin sendiri oleh Sultan Agung.
Menurut cerita lisan Serat Kandha, Sultan Agung mengatur pasukan dengan bagian depan dan tengah dipimpin oleh Pangeran Sumedang, Adipati Martalaya.
Dalam serangan itu, Adipati Martalaya membawa pasukan dari Madura, Kedu, Bagelen, dan Pamijen.
Sedang di bagian belakang pasukan, ada keluarga kerajaan, dan kapendak di barisan Mataram.
Perang berkecamuk dengan heroik.
Saat Pragola meringsek maju menyerang, Sultan Agung membunyikan gong pusaka Kyai Bicak.
Tetapi serangan Pragola yang seperti orang kesetanan, membuat pasukan Sultan Agung mundur.
Hal ini membuat Sultan Agung gentar.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR