Intisari-online.com - Majapahit terkenal sebagai kerajaan yang pernah menyatukan Nusantara.
Tokoh utamanya adalah Gajah Mada, namun ia bukan satu-satunya orang di balik kesuksesan Majapahit.
Rupanya di belakang Gajah Mada ada sosok besar yang bernama Mpu Nala.
Hal ini membuat Majapahit menjadi salah satu kerajaan besar di Nusantara yang mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14.
Kerajaan ini berhasil menyatukan hampir seluruh wilayah Indonesia saat ini, serta sebagian Semenanjung Melayu, Kamboja, dan Vietnam.
Mpu Nala adalah satu faktor yang mendukung kesuksesan Majapahit dengan kekuatan angkatan lautnya sebagai seorang panglima perang.
Mpu Nala adalah seorang laksamana yang menjabat sebagai panglima angkatan laut Majapahit sejak masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi hingga Hayam Wuruk.
Ia adalah salah satu tokoh penting dalam ekspedisi maritim Majapahit yang bertujuan untuk menaklukkan pulau-pulau di Nusantara sesuai dengan sumpah palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada.
Mpu Nala lahir dan dibesarkan di daerah pesisir, sehingga ia memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang dunia kemaritiman.
Ia mempelajari konstruksi kapal perang peninggalan tentara Mongol yang dikirim oleh Kubilai Khan untuk menyerang Jawa pada masa pemerintahan Kertanegara.
Ia menemukan bahwa kapal-kapal tersebut memiliki banyak kelemahan, seperti bentuk badan kapal yang gemuk dan sulit dikendalikan.
Baca Juga: Kisah Prabu Brawijaya V, Raja Terakhir Majapahit yang Moksa di Gunung Lawu Lalu Menjadi Legenda
Mpu Nala kemudian merancang kapal-kapal baru yang lebih ramping, tangguh, dan besar.
Kapal-kapal ini disebut sebagai Jung Jawa, yang mampu menampung ratusan prajurit, bekal selama setahun, dan puluhan ribu kuda.
Kapal-kapal ini juga dilengkapi dengan meriam cetbang, senjata api khas Majapahit yang dikenal dengan keganasannya.
Mpu Nala membuat kapal-kapal Jung Jawa dari sejenis kayu pohon raksasa yang tumbuh di pulau yang dirahasiakan.
Menurut beberapa sumber sejarah, pulau tersebut berada di sebelah timur Jawa dan memiliki nama Pulau Bawean atau Pulau Bawang.
Pohon raksasa tersebut disebut sebagai pohon bendo atau pohon sonokeling.
Dengan kapal-kapal Jung Jawa, Mpu Nala berhasil memimpin angkatan laut Majapahit dalam berbagai pertempuran dan ekspedisi.
Ia menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sumatera, Semenanjung Melayu, Kalimantan, Bali, Lombok, Sumbawa, Seram, Sulawesi, dan Dompo.
Selain itu diaberperan dalam menghadapi ancaman dari kerajaan Yuan China (Mongol) yang ingin menguasai Nusantara.
Mpu Nala adalah salah satu laksamana terbesar dan terkuat di Asia Tenggara pada masanya. Ia mengukir sejarah sebagai pencipta kapal Jung Jawa dari pohon raksasa yang merajai lautan.
Lalu, menjadi simbol dari kejayaan angkatan laut Majapahit yang disegani oleh bangsa-bangsa lain.
Baca Juga: Sejarah Kelas X: Apakah Manfaat Belajar Sejarah Dari Cerita Panji?
Mpu Nala tidak hanya ahli dalam merancang kapal, tetapi juga dalam memimpin pasukan. Ia memiliki strategi dan taktik yang cerdas dalam menghadapi musuh-musuh Majapahit.
Ia juga loyal dan patuh kepada raja dan mahapatih yang memerintah. Ia selalu melaksanakan perintah dan misi yang diberikan dengan sebaik-baiknya.
Salah satu misi terbesar yang dilakukan oleh Mpu Nala adalah ekspedisi ke Samudra Pasai, sebuah kerajaan Islam di ujung utara Sumatera.
Ekspedisi ini dilakukan pada tahun 1339-1341, sebagai bagian dari upaya Majapahit untuk menguasai seluruh Nusantara sesuai dengan sumpah palapa Gajah Mada.
Mpu Nala memimpin armada laut Majapahit yang terdiri dari 400 kapal Jung Jawa. Ia berhasil mengalahkan armada laut Samudra Pasai yang dipimpin oleh Laksamana Malikul Zahir.
Ia juga berhasil menaklukkan benteng-benteng pertahanan Samudra Pasai di pesisir Sumatera. Akhirnya, Samudra Pasai menyerah dan mengakui kedaulatan Majapahit.
Setelah menaklukkan Samudra Pasai, Mpu Nala melanjutkan ekspedisinya ke Semenanjung Melayu dan Kalimantan.
Ia berhasil menundukkan kerajaan-kerajaan di sana, seperti Melayu Dharmasraya, Jambi, Palembang, Minangkabau, Siak, Kampar, Indragiri, Rokan, Pahang, Kelantan, Trengganu, Johor, Brunei, Kutai, Banjar, dan lain-lain.
*Artikel ini dibuat dengan bantuan Ai