Serangan Supriyadi dan pasukannya tidak berlangsung lama.
Jepang segera mengirim bala bantuan dari Malang dan Kediri untuk menumpas pemberontakan Blitar.
Pertempuran sengit terjadi antara pasukan PETA dan Jepang di berbagai tempat di Blitar dan sekitarnya.
Banyak prajurit PETA yang gugur dalam pertempuran tersebut, termasuk beberapa perwira yang terlibat dalam perencanaan pemberontakan.
Supriyadi sendiri berhasil lolos dari kejaran Jepang dan bersembunyi di lereng Gunung Kelud bersama beberapa prajuritnya.
Namun ia tidak pernah terlihat lagi setelah itu.
Nasibnya menjadi misteri yang belum terpecahkan hingga kini.
Ada beberapa versi tentang apa yang terjadi pada Supriyadi setelah pemberontakan Blitar:
Versi pertama mengatakan bahwa Supriyadi tewas dalam pertempuran melawan Jepang di lereng Gunung Kelud.
Jenazahnya tidak pernah ditemukan karena dimakamkan secara sembunyi-sembunyi oleh para prajuritnya.
Versi kedua mengatakan bahwa Supriyadi ditangkap oleh Jepang dan disiksa hingga mati di markas Kenpeitai di Malang.
Jenazahnya tidak pernah dikembalikan kepada keluarganya karena dibuang ke sungai atau dibakar oleh Jepang.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR