Pada 1779 Daendels ditunjuk mempertahankan Republik Bataaf yang baru saja jadi bagian dari Prancis.
Daendels yang mendapat penghargaan bintang jasa Rajawali Agung (grand aigle de la legion d'honneur) berangkat menuju Jawa pada 27 Juli 1807.
Bersamanya satu divisi tentara, beranggotakan 14 ribu personel.
Tugasnya antara lain "membereskan" Ambon, Ternate, Banda, Makassar, Timor, Banjarmasin, Padang, Palembang, dan tentu saja Jawa.
Setiba di Jawa, Daendels langsung membubarkan pemerintahan Dewan Hindia.
Dia juga prihatin melihat Batavia, dengan kota "lamanya" yang sudah usang yang tidak sehat, sehingga berjuluk het graf des hollanders (kuburan orang Belanda).
Benteng tuanya pun dianggap tak mampu lagi membendung serangan Inggris, sehingga dirobohkan.
Sementara beberapa bangunan baru sebagai pusat administratif cepat ditata dan dibangun, di kawasan Weltevreden, kini sekitar Lapangan Banteng.
Termasuk gedung dan bangunan tangsi tentara yang masih tegak sampai kini.
Istimewanya, mereka juga membangun rumah sang Gubernur Jenderal, kini Gedung Departemen Keuangan, di Lapangan Banteng.
Namun Daendels tak sempat tidur-tiduran di rumah super mewah itu sebab keburu diminta balik ke Belanda untuk tugas baru.
Di bangunan hebat tanpa perencanaan dana, bermaterial konstruksi dari benteng dua abad lalu buatan Jan Pieterszoon Coen, itu masih terbaca jelas tulisan di dekat tangga besarnya:
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR