Untuk itu, AS mengundang Soekarno ke Washington DC pada tahun 1956 dengan harapan bisa membujuknya untuk bekerja sama dengan AS.
Soekarno menerima undangan tersebut dengan antusias dan berharap bisa memperbaiki hubungan antara Indonesia dan AS.
Namun, kunjungan Soekarno ke AS tidak berjalan mulus. Ia merasa tidak dihargai oleh Presiden Eisenhower yang terlambat datang untuk menemuinya di Gedung Putih.
Soekarno juga merasa tidak dianggap serius oleh Eisenhower yang tidak mau berkunjung ke Jakarta saat berada di Manila.
Akibatnya, Soekarno marah-marah di Gedung Putih dan mengancam untuk meninggalkan AS.
Ia juga menolak bantuan ekonomi dari AS dan menyatakan "Go to hell with your aid!"
Dampak kemarahan Soekarno
Kemarahan Soekarno di Gedung Putih membuat heboh media massa di AS maupun di Indonesia.
Banyak orang yang kagum dengan sikap Soekarno yang berani menantang Presiden AS.
Bahkan, anggota Kongres AS juga memberikan apresiasi kepada Soekarno dengan memberikan standing ovation saat ia menyampaikan pidato di Capitol Hill.
Namun, kemarahan Soekarno juga menimbulkan konsekuensi negatif bagi hubungan Indonesia-AS.
Baca Juga: Mental Baja Presiden Soekarno Mengguncang Dunia dengan Aksi Gertakannya di Sidang Umum PBB
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR