Intisari-online.com - Keris adalah senjata tradisional yang memiliki nilai sejarah, budaya, dan spiritual bagi masyarakat Jawa.
Keris tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan diri, tetapi juga sebagai simbol kekuasaan, martabat, dan kharisma.
Banyak keris yang memiliki kisah dan keistimewaan tersendiri, salah satunya adalah keris Kyai Sengkelat.
Keris Kyai Sengkelat adalah keris sakti yang diberi nama oleh Sunan Kalijaga, salah satu wali yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Keris ini dibuat oleh Ki Supa Mandrangi, seorang empu atau pandai besi yang ahli membuat keris.
Ki Supa Mandrangi adalah putra dari Mpu Supa, empu kerajaan Majapahit yang terkenal.
Keris Kyai Sengkelat dibuat dari bahan besi Akadiyat yang sangat unik dan langka.
Bahan besi ini tidak bisa ditempa dengan api, melainkan hanya dengan dipijat-pijat dengan tangan.
Ki Supa Mandrangi memiliki kemampuan sakti untuk memijat bahan besi tersebut hingga menjadi keris yang indah dan berkualitas.
Keris Kyai Sengkelat memiliki warna kemerah-merahan dan liuk 13.
Warna merah melambangkan keberanian dan semangat juang, sedangkan liuk 13 melambangkan jumlah wali yang menyebarkan Islam di Jawa.
Keris ini juga memiliki tuah atau khasiat yang luar biasa, yaitu bisa menangkap kilat dan mengusir wabah penyakit.
Keris Kyai Sengkelat pernah digunakan untuk mengusir wabah penyakit yang menimpa kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Prabu Brawijaya V.
Wabah penyakit ini disebabkan oleh aura negatif dari keris Kyai Condong Campur, keris pemersatu bangsa yang dibuat oleh 100 empu dari berbagai daerah.
Keris Kyai Condong Campur dibuat dari besi yang dihuni oleh makhluk-makhluk halus dan makhluk hitam.
Keris ini sebenarnya bertujuan untuk mengatasi perselisihan antara golongan atas dan golongan bawah di Majapahit.
Namun, keris ini malah menimbulkan bencana bagi rakyat dan kerajaan.
Wabah penyakit ini sangat ganas dan mematikan.
Banyak rakyat jelata yang meninggal karena sakit. Bahkan putri kesayangan Prabu Brawijaya V, Ayu Sekar Kedaton, juga jatuh sakit parah.
Prabu Brawijaya V sudah mencoba berbagai cara untuk menyembuhkan putrinya dan menghentikan wabah tersebut, tetapi tidak berhasil.
Akhirnya, Prabu Brawijaya V meminta bantuan kepada Sunan Kalijaga, salah satu wali yang dihormati oleh rakyat Majapahit.
Sunan Kalijaga datang ke istana Majapahit membawa keris Kyai Sengkelat.
Baca Juga: Sukses Sebabkan Malapetaka, Keris Empu Gandring Milik Ken Arok Dianggap Sebagai Keris Gagal
Ia mengeluarkan keris tersebut dari sarungnya dan mengayunkannya ke udara sambil berdoa kepada Allah.
Tiba-tiba, langit menjadi gelap dan petir menyambar-nyambar. Kilat-kilat itu tertangkap oleh keris Kyai Sengkelat dan disalurkan ke tanah.
Setelah itu, hujan turun dengan derasnya dan membersihkan udara dari kotoran dan penyakit.
Wabah penyakit pun berakhir dan rakyat Majapahit kembali sehat.
Prabu Brawijaya V sangat bersyukur kepada Sunan Kalijaga atas pertolongannya.
Ia juga terkesan dengan kehebatan keris Kyai Sengkelat.
*Artikel ini dibuat dengan bantuan Ai