Sebelum menjadi seorang wali, Raden Said dikenal sebagai seorang pemuda yang nakal dan suka berkelahi. Ia juga gemar berburu hewan liar di hutan.
Suatu hari, saat sedang berburu di hutan, Raden Said bertemu dengan Sunan Bonang, salah satu guru Walisongo.
Sunan Bonang berhasil menaklukkan Raden Said dengan kesaktiannya dan mengajaknya untuk masuk Islam.
Raden Said pun bertaubat dan bersedia menjadi murid Sunan Bonang. Ia kemudian diberi nama Sunan Kalijaga oleh gurunya.
Sunan Kalijaga belajar banyak hal dari Sunan Bonang, termasuk ilmu agama, tasawuf, seni, dan budaya.
Sunan Kalijaga kemudian mengembangkan metode dakwahnya sendiri yang sesuai dengan kondisi masyarakat Jawa saat itu.
Ia menggunakan seni dan budaya sebagai sarana untuk menyampaikan ajaran Islam kepada rakyat.
Ia menciptakan berbagai karya seni yang bernafaskan Islam, seperti wayang kulit, gamelan, tembang macapat, syair-syair religius, dan lain-lain.
Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai seorang wali yang toleran dan santun. Ia tidak memaksakan orang untuk masuk Islam, tetapi memberikan contoh dan teladan yang baik.
Ia juga menghormati kepercayaan dan adat istiadat yang sudah ada sebelumnya, asalkan tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Ia bahkan bersahabat dengan para tokoh agama lain, seperti Ki Ageng Selo yang menganut kejawen.
Baca Juga: Masih Ada dan Terjaga, Ini 5 Pusaka Sakti Sunan Kalijaga yang Punya Kisah Menarik
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR