Intisari-Online.com -Indonesia dan Israel memiliki hubungan yang rumit sejak lama.
Hal ini dipicu oleh isu Palestina yang menjadi perhatian utama Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi kemerdekaan dan antikolonialisme.
Salah satu tokoh yang paling vokal dalam menyuarakan dukungan terhadap Palestina adalah Presiden pertama Indonesia, Sukarno atau Bung Karno.
Bung Karno Tolak Israel di Berbagai Ajang Internasional
Bung Karno dikenal sebagai tokoh antikolonialisme di dunia ketiga pada zamannya.
Dia tidak segan-segan melawan berbagai upaya kebangkitan imperialisme dan kolonialisme, termasuk dari Israel yang mencaplok wilayah Palestina.
Bung Karno menunjukkan sikap tegasnya dengan tidak mengundang Israel dalam berbagai ajang internasional yang diselenggarakan atau diikuti oleh Indonesia.
Salah satunya adalah Konferensi Asia Afrika yang sangat monumental pada tahun 1955 di Bandung.
Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara Asia dan Afrika yang ingin mempererat kerjasama dan solidaritas antara negara-negara bekas jajahan.
Israel tidak termasuk dalam daftar undangan karena dianggap sebagai negara penjajah.
Baca Juga: Mati-Matian Boikot Israel di Indonesia Begini Jawaban Dari Bung Karno?
Selain itu, Bung Karno juga melarang tim nasional Indonesia bertanding melawan Israel dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 1958 di Swedia.
Padahal, Indonesia hanya tinggal selangkah lagi untuk lolos ke Piala Dunia jika mampu mengalahkan Israel.
Namun, Bung Karno memilih untuk menarik timnas Indonesia dari kualifikasi sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Bung Karno juga tidak mengundang Israel dalam Asian Games 1962 yang diselenggarakan di Jakarta.
Indonesia bahkan berani keluar dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) karena tidak setuju dengan keputusan IOC yang mengakui keikutsertaan Israel dalam ajang olahraga tersebut.
Bung Karno menilai bahwa Israel tidak pantas menjadi bagian dari Asia karena telah melakukan penjajahan terhadap Palestina.
Bung Karno Kritik PBB karena Dianggap Membiarkan Penjajahan Israel
Bung Karno tidak hanya menolak Israel secara langsung, tetapi juga mengkritik organisasi internasional yang dianggap membiarkan penjajahan Israel terhadap Palestina.
Salah satunya adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dinilai tidak berdaya dan tidak adil dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah.
Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB pada tahun 1960, Bung Karno menyebut PBB sebagai "lebih jelek dari mimbar omong kosong".
Dia mengecam PBB karena gagal menjalankan fungsi dan tujuannya sebagai penjaga perdamaian dunia.
Baca Juga: Berkah Puasa Ramadhan, Kisah Bung Karno Selamat dari Upaya Pembunuhan Saat Bulan Suci
Dia juga menuduh PBB sebagai alat Barat untuk melindungi kepentingan mereka, termasuk Israel.
"Di mana PBB ketika bangsa Palestina dibantai dan dirampas tanahnya oleh Zionis? Di mana PBB ketika rakyat Aljazair dibunuh oleh penjajah Prancis? Di mana PBB ketika rakyat Vietnam Selatan disiksa oleh rezim boneka Amerika?" tanya Bung Karno dengan nada marah.
Bung Karno juga menantang PBB untuk membuktikan bahwa organisasi itu bukan sekadar tempat berdebat tanpa hasil.
Dia mengajak negara-negara anggota PBB untuk bersatu dan berjuang melawan segala bentuk penjajahan dan imperialisme di dunia.
Dia juga menegaskan bahwa Indonesia akan terus mendukung perjuangan bangsa Palestina hingga mereka merdeka dari cengkeraman Israel.
"Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia menantang penjajahan Israel," kata Bung Karno dengan tegas.
Demikianlah beberapa ucapan-ucapan Bung Karno tentang Israel yang menunjukkan sikapnya yang antikolonialisme dan pro-Palestina.
Ucapan-ucapan ini juga menjadi inspirasi bagi generasi-generasi selanjutnya yang ingin melanjutkan perjuangan Bung Karno dalam membela hak-hak bangsa yang terjajah.
Baca Juga: Ramadan Berkah Itu Benar Adanya, Negara Indonesia Ternyata Lahir Saat Bulan Puasa