Intisari-online.com - Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan kemuliaan bagi umat Islam.
Bulan ini juga menjadi saksi sejarah bagi bangsa Indonesia, khususnya Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno.
Di bulan suci ini, Bung Karno pernah selamat dari upaya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang pilot pemberontak.
Peristiwa itu terjadi pada 11 Ramadhan 1379 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 9 Maret 1960.
Saat itu, Bung Karno sedang memimpin sidang Dewan Pertimbangan Agung (DPA) di istana.
Tiba-tiba, terdengar suara tembakan yang menghujani ruang makan istana.
Tembakan itu berasal dari pesawat tempur yang dikemudikan oleh Daniel Alexander Maukar, seorang pilot Angkatan Udara yang terlibat dalam pemberontakan Permesta.
Daniel bermaksud membunuh Bung Karno yang ia kira sedang berada di ruang makan untuk santap siang.
Namun, apa yang terjadi? Bung Karno ternyata tidak ada di ruang makan karena sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Alhasil, upaya pembunuhan itu gagal dan hanya meninggalkan bekas lubang di dinding ruang makan istana.
Cucu Bung Karno, Puan Maharani, mengisahkan bahwa kakeknya selalu berpuasa di bulan Ramadhan meski dalam kondisi sakit atau sibuk.
Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Ramadhan 2023 di Yogyakarta dan Sekitarnya
Puasa menjadi salah satu cara Bung Karno untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan merasakan penderitaan rakyatnya.
Puasa juga menjadi penyelamat jiwa Bung Karno dari ancaman pembunuhan yang beberapa kali menghampirinya.
Atas perbuatannya, Daniel kemudian ditangkap dan diadili di pengadilan militer.
Ia terancam hukuman mati karena melakukan makar dan percobaan pembunuhan terhadap kepala negara.
Namun, Bung Karno ternyata tidak dendam dan malah memberikan pengampunan kepada Daniel.
Ia hanya menjalani hukuman penjara selama delapan tahun.
Itulah kisah berkah puasa Ramadhan yang menyelamatkan Bung Karno dari upaya pembunuhan.
Kisah ini menunjukkan betapa luar biasanya sosok Bung Karno sebagai pemimpin dan pejuang bangsa Indonesia.
Ia tidak hanya gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan asing, tetapi juga taat menjalankan ibadah agama dan berjiwa besar dalam mengampuni musuhnya.
Bukan hanya Bung Karno yang merasakan berkah puasa Ramadhan dalam hidupnya.
Bangsa Indonesia juga mendapatkan berkah dari bulan suci ini.
Di bulan Ramadhan, terjadi beberapa peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia.
Salah satunya adalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Bung Karno pada 9 Ramadhan 1365 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1945.
Di depan rumahnya di Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta, Bung Karno membacakan teks proklamasi yang ditulis oleh Mohammad Hatta dan Ahmad Soebarjo.
Teks proklamasi itu menyatakan bahwa Indonesia merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang.
Sehari setelah membacakan proklamasi, Bung Karno bersama Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menggelar sidang.
Dalam sidang itu, Bung Karno mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia.
Ia juga resmi diangkat sebagai presiden pertama RI dan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden pertama RI.
Selain proklamasi kemerdekaan, bulan Ramadhan juga menjadi saksi lahirnya Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia.
Pada 1 Juni 1945 atau bertepatan dengan 27 Ramadhan 1364 Hijriah, Bung Karno menyampaikan pidato di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Dalam pidatonya, ia mengusulkan lima dasar negara yang kemudian dikenal sebagai Pancasila.
Pancasila adalah hasil pemikiran Bung Karno yang menggabungkan berbagai nilai dan falsafah dari berbagai agama dan budaya yang ada di Indonesia. Pancasila mencerminkan semangat persatuan dan keberagaman bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan bersama, yaitu kemerdekaan dan kemakmuran.
Itulah beberapa contoh berkah puasa Ramadhan yang dirasakan oleh Bung Karno dan bangsa Indonesia.