Reputasi Indonesia menolak menolak Israel sudah berlangsung lama. Contohnya langsung dari Bung Karno saat Asian Games 1962.
Intisari-Online.com -Sebagian rakyat Indonesia menolak kehadiran tim nasional Israel pada ajang Piala Dunia U-20 yang akan digelar pada 20 Mei - 11 Juni 2023 itu.
Sebagian besar alasan yang melatarbelakangai penolakan ini adalah tindakan represif militer Israel terhadap warga Palestina.
Terkait penolakan terhadap Israel, sejatinya kita punya preseden yang tak main-main.
Bung Karno sendiri bahkan yang menolak kehadiran kontingen Israel.
Ketika itu Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games 1962.
Tapi tahukah kalian akibat yang harus diterima Indonesia?
Bung Karno pernah bilang begini:
"Selama kemerdekaan Bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel"
Dukunga Bung Karto terhadap kemerdekaan Palestina salah satunya tertuang ketika dia menggagas Konferensi Asia Afrika pada 1953.
Bersama Pakistan, Indonesia adalah negara yang paling kuat menolak Israeldalam KAA.
Dia beranggapan bahwa Israel merupakan penjajah terhadap negara-negara Arab.
Pada pelaksanaan KAA di Bandung 1955, Bung Karno keras mengecam segala bentuk penjajahan, termasuk penjajahan Israel terhadap Palestina.
Dalam forum itu Bung Karno juga membentukporos anti-imperialisme sehingga negara-negara Asia-Afrika dapat terbebas dari penjajahan.
Itu baru satu.
Pada 1958, ketika itu Indonesia punya peluang untuk lolos putaran final Piala Dunia 1960.
Tapi asa itu hilang karena Indonesia menolak bertanding melawan Israel.
Bung Karno beralasan, apabila bertanding dengan Israel, sama saja mengakui keberadaan negara tersebut.
Mundurnya Timnas Indonesia itu karena perintah langsung Soekarno.
Dukungan terhadap Palestina kembali dilakukan Bung Karno ketika Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games IV pada 1962.
Ketika itu pemerintah Indonesia memutuskan tidak memberikanvisa kepada kontingen Israel dengan alasan Indonesia tak mempunyai hubungan diplomatik alias politik luar negeri Indonesia menolak mengakui Israel.
Akibatnya, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menskors keanggotaan Indonesia dengan batas waktu yang tak ditentukan.
Kenapa Bung Karno begitu keras mendukung Palestina?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus mundur hingga tahun 1944.
Ketika itu,Mufti Besar Palestina Syaikh Muhammad Amien al-Huseini menyatakan dukungannya bagi kemerdekaan RI.
Dia bahkan menyampaikan dukungannya itu melalui radio berbahasa Arab di Berlin.
Padahal, saat itu Palestina sedang menghadapi agresi dari Israel.
Langkah Palestina tersebut diikuti oleh Mesir yang pada 22 Maret 1946 mengakui kemerdekaan Indonesia.
Bung Karno sepertinya tahu betulrasanya dijajah.
Oleh sebab itu, ketika Israel mengucapkan selamat dan mengakui kemerdekaan Indonesia, Soekarno hanya bersikap dingin.
Bung Hatta pun hanya mengucapkan "terima kasih" dan tidak tertarik membuka hubungan diplomatik lebih lanjut dengan Israel.