Advertorial
Intisari-Online.com -Bisa Picu Perang Di Kawasan Selatan Indonesia, China Rencanakan 'Serangan Langsung' Ke Australia.
Kini, seluruh dunia terfokus pada perang Rusia dan Ukraina.
Padahal, ada masalah yang sama seriusnya terjadi selain perang Rusia dan Ukraina.
Sekutu Rusia, China, dilaporkan membuat ketakutan terburuk Australia menjadi kenyataan.
Diberitakandailymail.co.uk, sebuah dokumen rahasia telah mengungkap niat China untuk mendirikan pangkalan militer permanen di Kepulauan Solomon.
Padahal, Kepulauan Solomon hanya berjarak 2.000 km dari pantai timur Australia.
Dokumen yang bocor itu ditulis pada 2020 oleh sebuah perusahaan teknik yang didukung Beijing.
Hal ini menunjukkan, negara adidaya komunis itu mencari basis operasi untuk pasukan angkatan laut selama 75 tahun ke depan.
Fakta ini muncul 24 jam setelah Kedutaan Besar China di ibu kota Honiara mengatakan laporan tentang Beijing yang mendirikan pangkalan militer, benar-benar informasi yang salahdan sengaja disebarkan dengan motif politik.
Sehingga, membuat kekhawatiran di wilayah Australia.
Diberitakannews.com.au, dalam dokumen tersebut, Rong Qian dari Perusahaan Rekayasa Proyek Internasional Avic, menulis kepada Leslie Kikolo, mantan Perdana Menteri Provinsi Isobel.
"Surat itu 'menunjukkan niat kami untuk mempelajari peluang untuk mengembangkan Angkatan Laut dan proyek infrastruktur di tanah yang disewa untuk Angkatan Laut Pembebasan Rakyat, untuk Provinsi Isobel dengan hak eksklusif selama 75 tahun," kata Rong dalam dokumen itu.
Rong berjanji, sebelum pengembangan proyek, China akan membantu Kepulauan Solomon.
Beberapa di antaranya, termasuk dalam bidang infrastruktur, pendidikan, dan olahraga.
"Keahlian kami di sektor terkait, tidak hanya akan berkontribusi pada keberhasilan Pelatihan Kejuruan di Kepulauan Solomon, tetapi juga akan membantu negara itu untuk meningkatkan tingkat pendidikan dan kerjasama militernya dengan China," ujar Rong.
Beberapa waktu lalu, kawasan itu dikejutkan, ketika kesepakatan keamanan rahasia antara China dan Kepulauan Solomon terungkap.
Sebab, dalam kesepakatan itu, Kepulauan Solomon mengizinkan China mengirim polisi bersenjata, personel militer, dan penegak hukum serta angkatan bersenjata lainnya ke negara itu.
Selain itu, China juga mengirim kapal ke Kepulauan Solomon.
Sikap pro-China, Kepulauan Solomon telah menjadi pusat perpecahan selama bertahun-tahun di antara penduduk setempat.
Ketegangan meningkat di negara kepulauan itu sejak Perdana Menteri Manasseh Sogavare memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan demi China pada September 2019.
Langkah itu membuat marah banyak penduduk setempat.
Pasalnya, mereka takut sumber daya alam negara itu, terutama perikanan, kelapa sawit, dan penebangan, dicurangi oleh China.