Namun, langkah tersebut membawa petakan bagi pasukan Perancis.
Saat Napoleon menunggu genangan air surut, ada cukup waktu bagi pasukan Prusia yang berjumlah lebih dari 30.000 orang memiliki waktu untuk bergabung bersama tentara Inggris.
Begitu tengah hari tiba, Napoleon segera melancarkan serangannya.
Namun, ia menyadari pasukannya sudah kalah jumlah.
Napoleon pun segera mundur karena kalah jumlah dan posisinya tidak menguntungkan.
Selain karena genangan air, Napoleon juga bertindak ragu-ragu dan melakukan kesalahan karena menunjuk komandan yang tidak kompeten.
Lebih dari 33.000 korban dari pihak Prancis, termasuk di antaranya tewas, terluka, atau ditawan.
Pada akhirnya, Pertempuran Waterloo berakhir dengan kekalahan Napoleon.
Perang ini menjadi pertempuran terakhirnya dan sekaligus mengakhiri karier militernya.
Pada 22 Juni 1815, Napoleon sekali lagi turun takhta dan diasingkan ke Pulau Saint Helena pada Oktober di tahun yang sama.
Napoleon terus berada di pengasingan hingga wafat pada usia 51 tahun.
Ia meninggal pada 5 Mei 1821 karena kanker perut dan dimakamkan di pulau Saint Helena.
Tetapi pada 1840, jenazahnya dikembalikan ke Prancis dan dimakamkan di ruang bawah tanah di Les Invalides di Paris, tempat para pemimpin militer Prancis lainnya dimakamkan.
Baca Juga: Rahasia Serangan Kerajaan Chola India terhadap Kerajaan Sriwijaya: Apa Motif dan Strategi Mereka?
(*)
Penulis | : | Rina Wahyuhidayati |
Editor | : | Rina Wahyuhidayati |
KOMENTAR