Si Jagur, Antara Mitos dan Sejarah Meriam Peninggalan Portugis

Andreas Chris Febrianto Nugroho

Editor

Meriam Si Jagur, Kisah dan Kontroversi Simbol Tangan Mengepal yang Dianggap Porno
Meriam Si Jagur, Kisah dan Kontroversi Simbol Tangan Mengepal yang Dianggap Porno

Intisari Online- Si Jagur, Meriam peninggalan Portugis menjadi salah satu benda yang mengikuti sejarah panjang ibukota Jakarta.

Meriam yang kini berada di museum Fatahilah Jakarta ini disertai cerita mitos yang mengiringinya.

Salah satunya adalah kisah takhayul yang menempel di meriam khas abad 17 ini.

Dibangun oleh Portugis untuk mempertahankan posisi mereka di Malaka pada tahun 1600-an, meriam ini masih awet sampai sekarang.

Kejatuhan Portugis membuat senjata perang ini dibawa ke Batavia oleh Belanda sebagai tambahan mempertahankan Benteng Batavia.

Sebagai informasi, meriam ini terbuat dari 16 meriam kecil, dengan simbol kepalan di bagian bawah.

Di negara asal pemilik pertama meriam tersebut, kepalan tangan merupakan simbol keberuntungan.

Yang ternyata berubah arti ketika sampai di Jakarta hingga dihubungkan dengan hal seksual.

Tak sedikit orang percaya bahwa meriam ini memiliki kekuatan magis.

Meriam ini dianggap bisa membuat pasangan menikah cepat miliki momongan dengan menyentuh simbol kepalan tangan.

Kemudian banyak orang datang dan membawa bunga sebagai tawaran meriam, dan berdoa di samping meriam untuk membantu mereka memiliki bayi.

Baca Juga: Jadi Penjajah Pertama di Nusantara, Ini 5 Bangunan Peninggalan Portugis

Salah satu daya tarik paling memikat dari meriam ini, justru ketidakjelasan asal-usulnya.

Di lansir dariKompas danTribunnews.com, Cerita yang muncul perihal Si Jagur bisa bermacam-macam.

Ada yang bilang dia sebenarnya meriam kepunyaan Portugis yang direbut Belanda setelah berhasil menguasai Selat Malaka pada 1641.

Meriam itu kemudian diboyong ke Batavia.

Tetapi ketika Belanda diserang Inggris dan bentengnya diluluh-lantakkan, saking beratnya, Si Jagur tidak bisa diselamatkan, ia ditinggalkan sendirian.

Bukan hanya itu kisah di balik keberadaan sang meriam sundut.

Jika versi ini benar adanya, masih ada kisah lainnya.

Yakni, Si Jagur ternyata punya pasangan tempur bernama Ki Amuk, yang ditempatkan di Museum Banten Lama, Serang.

Ki Amuk sebelumnya tersimpan di sebelah utara pintu masuk Pelabuhan Karanghantu.

Tempat itu dulunya pusat kekuatan pasukan tempur Kesultanan Banten dalam menghadang musuh.

Julukan Ki Amuk diberikan karena benda tersebut mencerminkan kedahsyatan seseorang, saat mengamuk.

Kekuatannya bisa meluluh lantakkan apa pun yang ada di depannya.

Meriam itu, katanya, merupakan hadiah Raden Fatah dari Kerajaan Demak.

Saat Banten diduduki Belanda, Si Jagur dan Ki Amuk pernah disandingkan.

Seusai perang, kedua meriam berusaha diangkut ke Batavia dengan menggunakan dua buah truk.

Namun Ki Amuk rupanya betul ngambek.

Baca Juga: Tersembunyi di Tengah Hutan, Inilah Benteng Saboega Peninggalam Portugis

la tidak sudi dibawa ke Batavia, sehingga truk yang mengangkutnya mogok.

Walau sudah lama diperbaiki, mesin truk tersebut masih tetap tidak bisa dihidupkan lagi.

Akhirnya Ki Amuk diturunkan. Anehnya, setelah tidak mengikutsertakan Ki Amuk, truk tersebut bisa berjalan lagi.

Beda dengan Si Jagur yang terlihat senang hati hendak dibawa ke kampung halamannya.

Mungkin karena merasa "berasal" dari Batavia, truk yang mengangkut Si Jagur sama sekali tidak mengalami rintangan sedikit pun.

Si Jagur bisa selamat sampai di Batavia.

Si Jagur terbuat dari coran besi, meriam sundut dan memiliki berat sekitar 3,5 ton.

Panjang larasnya 3,85 m dan diameternya sekitar 25 cm.

Pada salah satu sisinya, terdapat tulisan dalam bahasa Latin yang berbunyi: Ex me Ipsa renata Sum, yang artinya kurang lebih "dari saya sendiri aku dilahirkan kembali".

Si Jagur memang diperkirakan berasal dari 16 meriam kecil yang dilebur menjadi satu.

Yang agak unik dan menjadi cerita yang amat kontroversial tentang meriam ini, bagian pangkalnya berbentuk kepalan tangan kanan.

Baca Juga: Terkesan Mistis Ini Sejarah Benteng Karang Bolong di Nusakambangan

Tetapi posisi jempolnya dijepit jari telunjuk dan jari tengah.

Meriam Si Jagur, Kisah dan Kontroversi Simbol Tangan Mengepal yang Dianggap Porno
Meriam Si Jagur, Kisah dan Kontroversi Simbol Tangan Mengepal yang Dianggap Porno

Bentuk seperti itu oleh banyak orang diidentikkan sebagai simbol atau lambang sanggama.

Dalam istilah yang sopan disebut "lambang kesuburan".

Ada yang percaya bahwa Si Jagur yang juga dijuluki Kiai Setama itu mempunyai pasangan (kali ini bukan pasangan tempur di medan perang, tapi pasangan tempur "di tempat tidur") di Solo yang dijuluki Nyai Setama.

Konon, jika kedua meriam itu disandingkan, ceritanya bakal "seru".

Entah apa yang dimaksudkan "seru" di sini.

Si Jagur pada mulanya ditempatkan di satu tempat di Jln. Cengkeh - Tongkol di Jakarta Kota.

Letaknya tidak jauh dari makam Habib Husein bin Abubakar Alaydrus yang terletak di dalam Masjid Luar Batang.

Semasa hidupnya, habib yang berasal dari Hadramaut dan menjadi guru agama itu tinggal di dekat benteng VOC.

Setiap hari, apalagi pada malam Jumat, makamnya banyak diziarahi pengunjung dari berbagai daerah.

(*)

Artikel Terkait