Kesepakatan ini dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu utama Israel di Timur Tengah.
Dengan demikian, UEA dan Bahrain menjadi negara Arab keempat dan kelima yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, setelah Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.
Kesepakatan ini dianggap sebagai langkah penting dalam normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab, yang selama ini saling bermusuhan karena konflik Israel-Palestina.
Namun, tidak semua negara Arab menyambut baik kesepakatan ini.
Salah satunya adalah Indonesia, yang tetap konsisten menolak hubungan diplomatik dengan Israel selama konflik Israel-Palestina belum terselesaikan.
Lalu, mengapa Indonesia tidak bisa seperti UEA dan Bahrain yang berdamai dengan Israel?
Apa alasan dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam hal ini? Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Alasan UEA dan Bahrain berdamai dengan Israel
UEA dan Bahrain memiliki beberapa alasan untuk berdamai dengan Israel, antara lain karena kepentingan ekonomi, keamanan, teknologi, pariwisata, dan dukungan AS.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang alasan-alasan tersebut:
Ekonomi: UEA dan Bahrain adalah negara-negara kaya yang bergantung pada sektor minyak dan gas sebagai sumber pendapatan utama mereka.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR