Gagal Dilobi Menkes Agar Ditanggung BPJS Kesehatan, Ini Alasan Biaya Medical Check-Up di Indonesia Mahal Sekali

Ade S

Editor

Ilustrasi Medical Check-Up
Ilustrasi Medical Check-Up

Intisari-Online.com -Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengaku telah gagal melobiBPJS Kesehatan agar menanggung biaya medical check-up.

Pihak BPJS Kesehatan mengaku mereka tidak akan sanggup jika harus menanggung biaya MCU untuk semua peserta.

Lalu, mengapa biayamedical check-updi Indonesia bisa begitu mahal?

Menkes gagal melobi

Medical check-upmerupakan salah satu upaya preventif untuk mendeteksi penyakit lebih dini.

Namun, sayangnya, medical check-uptidak termasuk dalam layanan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan melalui program JKN-KIS.

Padahal, banyak masyarakat yang membutuhkan medical check-upuntuk mengetahui kondisi kesehatan mereka secara menyeluruh.

Untuk itu, Menkes Budi Gunadi mengaku sudah berusaha melobi BPJS Kesehatan agar mau menanggung biaya medical check-upbagi peserta JKN-KIS.

Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

Alasannya, BPJS Kesehatan khawatir akan kembali mengalami defisit jika harus membayar medical check-up.

Baca Juga: Tak Ada Lagi Layanan Kelas, Kini Besaran Iuran BPJS Kesehatan Bakal Berdasarkan Gaji, Begini Nasib Mereka yangTidak Berpenghasilan

Budi Gunadi berpendapat bahwa jika masyarakat bisa melakukan medical check-upsetahun sekali, maka akan ada manfaat jangka panjang bagi kualitas hidup dan penghematan biaya kesehatan.

Pasalnya, penyakit-penyakit yang berpotensi menjadi kronis atau fatal bisa dideteksi dan ditangani sejak dini.

Alasanmedical check-up di Indonesia mahal

Medical check-up atau pemeriksaan kesehatan secara berkala adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penyakit.

Dengan melakukan medical check-up, kita bisa mengetahui kondisi tubuh kita secara menyeluruh dan mendapatkan saran dari dokter tentang pola hidup sehat yang sesuai.

Namun, banyak orang yang enggan melakukan medical check-up karena khawatir biayanya mahal.

Padahal, biaya medical check-up di Indonesia bervariasi, tergantung dari jenis pemeriksaan dan tempat melakukannya.

Biaya medical check-up untuk rumah sakit di Indonesia dimulai dari Rp300.000 hingga lebih dari Rp1.000.000.

Lalu, mengapa biaya medical check-up di Indonesia bisa mahal sekali? Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya? Berikut adalah beberapa penjelasannya:

- Jenis pemeriksaan

Jenis pemeriksaan yang dilakukan saat medical check-up berpengaruh pada biayanya.

Baca Juga: Penjelasan BPJS Kesehatan soal Ramai Iuran Akan Disesuaikan Besar Gaji, Bagaimana dengan yang Tidak Punya Penghasilan?

Semakin banyak dan semakin lengkap pemeriksaan yang dilakukan, semakin mahal biayanya.

Secara umum, prosedur dasar medical check-up meliputi tes darah, tes urine, tes umum, pemeriksaan gigi, mata, kuping, tenggorokan, paru-paru, tinggi badan, dan berat badan.

Namun, ada juga pemeriksaan tambahan yang mungkin dibutuhkan sesuai dengan kondisi kesehatan atau kebutuhan tertentu seseorang.

Misalnya saja pemeriksaan jantung (EKG), rontgen dada (X-ray), USG abdomen (ultrasonografi), mammografi (pemeriksaan payudara), pap smear (pemeriksaan serviks), kolonoskopi (pemeriksaan usus besar), endoskopi (pemeriksaan lambung), MRI (magnetic resonance imaging), CT scan (computed tomography scan), dan lain-lain.

Tentu saja pemeriksaan tambahan ini akan menambah biaya medical check-up.

- Tempat melaksanakan

Tempat melaksanakan medical check-up juga berpengaruh pada biayanya.

Biasanya rumah sakit besar atau terkenal akan menetapkan harga lebih tinggi daripada rumah sakit kecil atau kurang terkenal.

Hal ini karena rumah sakit besar atau terkenal memiliki fasilitas dan alat-alat medis yang lebih lengkap dan canggih daripada rumah sakit kecil atau kurang terkenal.

Selain itu, rumah sakit besar atau terkenal juga memiliki dokter-dokter spesialis yang lebih berpengalaman dan profesional daripada rumah sakit kecil atau kurang terkenal.

Selain rumah sakit, ada juga tempat lain yang menyediakan layanan medical check-up seperti klinik, puskesmas, laboratorium, atau perusahaan asuransi kesehatan.

Baca Juga: Tanpa Harus Keluar Rumah, Layanan BPJS Kesehatan Ternyata Bisa Diakses lewat Pandawa Lho! Bagaimana Caranya?

Biaya medical check-up di tempat-tempat ini biasanya lebih murah daripada di rumah sakit, namun fasilitas dan alat-alat medisnya mungkin tidak sebaik di rumah sakit.

- Tujuan melakukan

Tujuan melakukan medical check-up juga berpengaruh pada biayanya.

Ada beberapa tujuan khusus yang mungkin memerlukan jenis pemeriksaan tertentu sesuai dengan ketentuan atau persyaratan yang ditetapkan oleh instansi terkait.

Misalnya saja tujuan untuk bekerja di perusahaan tertentu, menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS), melamar visa ke negara tertentu, atau menikah.

Biaya medical check-up untuk kerja biasanya berkisar antara Rp262.000 hingga Rp500.000, tergantung pada jenis pekerjaan dan perusahaan yang dilamar.

Ada beberapa pekerjaan yang membutuhkan pemeriksaan khusus seperti tes narkoba, tes psikologi, tes audiometri (pendengaran), tes spirometri (paru-paru), tes visus (penglihatan), dan lain-lain.

Selain itu, ada juga perusahaan yang memiliki standar kesehatan tertentu untuk calon karyawannya dan akan menolak mereka yang tidak memenuhi syarat.

Biaya medical check-up untuk CPNS biasanya ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2014.

Berdasarkan peraturan tersebut, biaya medical check-up untuk CPNS terdiri dari paket dasar sebesar Rp757.000 dan paket pegawai sebesar Rp262.000.

Paket dasar meliputi pemeriksaan fisik umum, laboratorium darah lengkap, urinalisis lengkap, rontgen dada PA/AP/Lateral (bila diperlukan), EKG (bila diperlukan), dan USG abdomen total (bila diperlukan).

Baca Juga: Kabar Baik bagi Peserta BPJS Kesehatan, Vaksin Covid-19 Bisa Anda Dapatkan Secara Gratis, Tapi Ada Syaratnya, Apa?

Paket pegawai meliputi pemeriksaan fisik umum dan laboratorium darah lengkap.

Biaya medical check-up untuk visa bervariasi sesuai dengan negara tujuan dan jenis visa yang diajukan.

Biasanya negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, Kanada, Inggris, dan Selandia Baru memiliki persyaratan kesehatan yang ketat bagi para pemohon visa mereka.

Pemeriksaan yang dibutuhkan bisa meliputi tes darah, tes urine, tes narkoba, tes HIV/AIDS, tes TBC, tes hepatitis B dan C, sertifikat vaksinasi, dan lain-lain.

Biaya medical check-up untuk visa bisa dimulai dari Rp300 ribu hingga jutaan rupiah.

Biaya medical check-up untuk menikah juga bervariasi sesuai dengan jenis pemeriksaan yang dilakukan.

Biasanya pasangan calon pengantin melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi seperti tes HIV/AIDS, sifilis, hepatitis B dan C, TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalovirus, herpes simplex), golongan darah rhesus (+/-), kesuburan sperma atau ovulasi, dan lain-lain.

Selain itu, ada juga pemeriksaan tambahan seperti tes genetika atau penyakit keturunan bila diperlukan.

Biaya medical check-up untuk menikah bisa mencapai Rp1-3 juta per pasangan, tergantung pada tempat dan cakupannya.

Baca Juga: Dinilai Bisa Jadi Sumber Pemasukan Negara yang Menjanjikan, BPJS Kesehatan Naik dan 2 Pajak Ini Mulai Berlaku per 1 Juli 2020

Artikel Terkait