Siapa sangka jalan hidup membawa Omar menjadi salah satu prajurit terhebat di AURI saat itu hingga pada bulan November ia masuk dalam daftar 60 penerbang yang mendapat kesempatan sekolah di Academy of Aeronautics, TALOA (Trans Ocean Airline Oakland Airport) di California.
Dalam buku yang ditulis Asvi Warman Adam, hanya butuh 9,5 tahun menjadi prajurit TNI AU, Omar Dhani telah menduduki posisi Menteri/Kepala Staff Angkatan Udara.
Ia dilantik pada 19 Januari 1962.
Dimasa kepemimpinan Omar Dhani, AURI pernah menjadi satuan terkuat di Belahan Dunia Selatan.
Menurut catatan Tomi Lebang dalam "Sahabat Lama Era Baru: 60 Tahun Pasang Surut Hubungan Indonesia-Rusia (2010: 102-103)“, "Angkatan Udara mendapat pesawat-pesawat MIG-21, Ilyusin-28, TU-16 (Tupolev), dan pesawat angkut Antonov beserta 3 satuan pertahanan udara lengkap dengan roket dan radarnya”.
AU pada masa pembebasan Irian Barat pernah mendapatkan 50 (pesawat) pemburu jet, 20 pesawat angkut dan pesawat pembom jenis Tupolev TU-16.
Namun keloyalan Omar Dhani kepada Soekarno membuat kariernya di TNI justru hancur berkeping-keping.
Ia dianggap memiliki hubungan dekat dengan PKI usai meletusnya tragedi G30S pada tahun 1965.
Omar Dhani pun sampai diseret ke pengadilan militer kala itu dan divonis bersalah dalam tragedi kelam penculikan ketujuh Jenderal.
Semua pangkat dan kecemerlangannya pada masa memimpin AURI seketika sirna.
Bahkan ketika 14 tahun bebas dari penjara pada tahun 2009 ia mangkat, tak ada penghormatan ala militer yang mengantarkannya dikebumikan. dilansir dari Kompas.com.
Kisah Omar Dhani kecemerlang TNI AU yang dimiliki Indonesia kemudian ikut terkubur bersama jasadnya.
(*)
Penulis | : | Andreas Chris Febrianto Nugroho |
Editor | : | Andreas Chris Febrianto Nugroho |
KOMENTAR