Intisari-Online.com -Nama pegawai Ditjen Pajak Bursok Anthony Marlon menjadi sorotan usai dirinya meminta Sri Mulyani dan Dirjen Pajak untuk mundur.
Seiring dengan beredarnya surat tersebut, diketahui juga bahwa dirinya pernah menginap selama sembilan di sebuah hotel pada 2006.
Total uang sewa yang dia bayarkan saat itu, jika dikonversikan dengan harga emas saat ini akan sanggup membeli sebuah mobil SUV terbaru tanpa perlu mencicil.
Tentu saja fakta tersebut membuat orang bertanya-tanya, apa alasannya memilih untuk tinggal di hotel?
Selain itu, tentu saja warganet juga mempertanyakan sebanyak apa harta Bursok hingga mampu menggelontorkan uang sebanyak itu?
Setara mobil SUV
Seperti dilansir dariTribunmedan.com, Senin (6/3/2023), Bursok diketahui pernah menginap di sebuah hotel selama 9 bulan.
Bursok memilih untuk mengiap di Hotel ASEAN Medan (kini hotel Radisson Medan) tersebut pada 2006.
Total, Bursok harus merogoh kocek sebesar Rp90 juta untuk biaya sewa hotel selama 9 bulan tersebut.
Biaya tersebut merupakan akumulasi dari biaya sewa bulanan hotel yang mencapai Rp10 juta per bulan.
“Saya bayar bulanan waktu itu. Rp10 juta per bulan. Saya bayar tiap tanggal 1 setiap (bulan) habis gajian," terang Bursok Anthony Marlon
Jika merujuk pada harga emas per gram pada 2006 (Rp192.000-Rp200.000) maka, biaya sewa hotel tersebut selama 9 bulan adalah setara dengan harga 450 gram emas.
Jika kita ingin membeli emas dalam jumlah yang sama pada tahun 2023 ini (sekitar Rp1.000.000 per gram), maka kita perlu merogoh kocek sebesar Rp450 juta untuk bisa membayar biaya sewa hotel selama 9 bulan.
Jumlah yang sangat besar hingga mampu membeli mobil bertipe SUV terbaru seperti Honda HR-V, Wuling Almaz, atau Nissan Kicks E-Power tanpa perlu mencicil.
Alasan keluarga
Dirinya mengaku bahwa keputusannya tersebut sudah diketahui dan diberi restu oleh pihak Ditjen Pajak kala itu.
Di hotel tersebut, Bursok tinggal besama istri, tiga orang anak, serta dua orang asisten rumah tangga (ART)
"Saya ambil 1 kamar standar yang diisi saya, istri saya, tiga anak saya, dan dua pembantu," tutur Bursok Anthony Marlon.
Terkait alasan, Bursok mengaku bahwa saat itu dirinya memiliki masalah keluarga dan merasa perlu menginap di hotel demi keamanan.
Bursok sendiri enggan untuk memberi rincian terkait masalah keluarga seperti apa yang membuatnya sampai harus menginap di hotel hampir selama satu tahun itu.
"Kenapa saya pilih hotel karena di hotel kan ada CCTV untuk keamanan. Karena pada saat itu saya ada masalah keluarga aja," ujar Bursok.
Baca Juga: Buntut dari Kasus Mario-David dan Teguran Sri Mulyani, Kini Muncul Fenomena Banyak Moge 'Diobral'
"Dan saya sudah minta ijin ke Direktorat Kitsda dan alasan-alasannya. No problem kata mereka," menekankan terkait izin dari atasannya.
Di hotel menurut Bursok, dirinya merasa lebih aman karena selain ada petugas keamanan, juga ada banyak CCTV yang bisa memastikan dirinya aman.
Minta Sri Mulyani mundur
Sosok Bursok sendiri menjadi pembicaraan usai sebuah surat yang disebutkan dibuat oleh dirinya beredar di dunia maya.
Dalam surat tersebut, Bursok mengkritik Menteri Keuangan Sri Mulyani yang dinilainya bertindak sangat cepat atas kasus yang melibatkan Mario Dandy (putra pejabat Ditjen Pajak).
Padahal, menurut Bursok, Sri Mulyani justru tidak merespons aduan dan keluhan yang disampaikannya selama lebih dari 2 tahun sebelumnya.
Atas dasar itu pulalah dirinya menganggap Sri Mulyani sepatutnya untuk mundur dari posisinya sekarang.
“Saya sudah katakan sejak semula pada para pimpinan di DJP/Kemenkeu dan pihak kepolisian di Polda Sumut bahwa saya tidak akan pernah mundur sejengkalpun terkait pengaduan saya ini,” katanya lepada reporter Tribun Medan.
“Jangankan karier/jabatan saya pertaruhkan, nyawa saya dan isteri saya pun sudah kami pertaruhkan demi negara. Sekiranya saya atau keluarga saya ditemukan di selokan tentu mereka tau kan karena apa? Itu yg saya katakan,” tegasnya.
Baca Juga: Kasus Mario Dandy: Anak Dikeluarkan dari Universitas, Ayah Dicopot dari Jabatan