Intisari-Online.com - Dinasti Ming China berlangsung selama 276 tahun, antara tahun 1368 – 1644 M.
Dan era ini digambarkan sebagai salah satu era pemerintahandengan stabilitas sosial terbesar dalam sejarah manusia.
Akan tetapi, meski dinasti ini dipujikarena stabilitas dan inovasinya, ada sisi gelap yang lebih mengerikan di baliknya.
Kekejaman Kaisar Ming tidak mengenal batas, dan secara khusus ditargetkan pada selir kekaisaran.
Dilansir dari ancient-origins.net pada Minggu (5/3/2023), beberapa kaisar Ming memiliki lebih dari 9.000 selir.
Dari jumlah tersebut, banyak di antaranyayang diculik dari rumah mereka dan dilarang meninggalkan istana kecuali ketika mereka dipanggil ke tempat tidur kaisar.
Selir ikutbunuh diri jika Kaisar wafat
Pendiri Dinasti Ming adalah Kaisar Hongwu, dan dia dianggap sebagai salah satu KaisarChina yang paling berpengaruh dan penting.
Dankekejamannyatidak hanya terjadi dimedan perang. Di balikpintu istana,dia mengurung para selir dan menyiksa mereka.
Kebanggaan dan kecemburuannya mendorongnya untuk mengendalikan setiap aspek kehidupan mereka.
Untuk terus mengendalikan mereka bahkan setelah kematiannya, dia memulai tradisi di mana selir akan dibunuh, dipaksa bunuh diri, atau dikubur hidup-hidup di samping kaisar yang telah meninggal.
Baca Juga: Wang Zhaojun, Selir Kaisar China yang Berperan Penting Bagi Persatuan China
Baik Kaisar Yongle dan Kaisar Hongxi, dua penerus Kaisar Hongwu, melanjutkan tradisi mengerikan ini.
BeruntungKaisar Zhengtong menghapuskan praktik tersebut dalam surat wasiatnya pada tahun 1464.
Sehingga para selir dari kaisar lain hanya perlu takut kehilangan dukungan alih-alih kehilangan nyawa mereka.
Pembantaian massal di Kota Terlarang
Kaisar Yongle terkenal karena menciptakan ibu kota kedua untuk China, selain Nanjing, dan menamakannya Beijing.
Di sini dia membangun “Kota Terlarang”, istana kekaisaran China di Beijing, yang berlangsung dari tahun 1420-1912.
Pemerintahannya memberikan campuran reformasi militer, ekonomi, dan pendidikan dalam gaya diktator.
Pada tahun 1421, tak lama setelah dia membuka Kota Terlarang, ada desas-desus bahwa salah satu selir favorit kaisar telah bunuh diri karena berselingkuh dengan seorang kasim istana karena impotensi kaisar.
Merasa marah luar biasa, dia mengumpulkan 2.800 selir di istana dan mengeksekusi mereka semua dengan cara diiris.
Dalam eksekusi massal ini, gadis-gadis berusia 12 tahun juga dihukum mati.
Mendengar kejadian itu,salah satu selirnya, Lady Cui, yang sedang berada jauh dari istana pada saat itu, berserta 15 selir kaisaryang tersisa digantung di aula Kota Terlarang pada hari pemakaman Yongle.
Terobesesi dengan keabadian
Penguasa Ming ke-10, Zhengde, bosan dengan selir dan terobsesi dengan kehidupan warga negara biasa.
Dialalu menyelinap keluar di malam hari, menyamar, dan sering mengunjungi rumah bordil lokal.
Namun, ini tidak menghentikannya untuk mengumpulkan begitu banyak selir.
Konon ini banyak selir yang mati kelaparan karena tidak ada cukup makanan untuk memberi makan atau ruang untuk menampung mereka.
Banyak sejarawan mengklaim bahwa pemerintahan Zhengde-lah yang menyebabkan kejatuhan Dinasti Ming.
Penggantinya, Jiajing, lebih mengerikan lagi.
Dia terobsesi untuk menemukan ramuan untuk memberinya kehidupan abadi dan dia percaya bahwa bahan utama ramuan ini adalah darah menstruasi para perawan.
Selama masa pemerintahannya, dia memerintahkan agar ribuan gadis dikumpulkan dan dibawa ke Kota Terlarang untuk "dipanen".
Untuk memastikan bahwa tubuh mereka murni,mereka diet dan dilarang makan.
Akibatnya banyak yang meninggal karena kelaparan akibat pola makan yang kejam ini.
Tetapi pada tahun 1542, sekelompok 16 selir melawan. Upaya mereka untuk menjatuhkan Kaisar yang kejam dikenal sebagai Plot Renyin.
Baca Juga: Berawal dari Selir Rendahan, IniKisah Kaisar Wanita Pertama dan Satu-Satunya diChina