Penulis
Intisari-Online.com - Dalam dinasti-dinasti China, ada banyak kisah tentang korupsi, pemberontakan, dan intrik.
Tetapi mungkin tidak ada kisah yang lebih menarik daripadakisahKaisar wanita pertama dan satu-satunya diChina, Wu Zetian.
Dilansir darithevintagenews.com pada Minggu (19/2/2023), dalam hierarki Kekaisaran China, ada yang menyebut diri mereka permaisuri.
Ada juga yang memegang kekuasaan atas Kaisar mereka yang dianggap lemah.
Tetapi hanya Wu Zetian yang menyatakan dirinya sebagai Kaisar.
Ya, Kaisar Wanita Pertama China dan satu-satunya itu naik ke puncak kekuasaan pada usia 65 tahun.
Kekuasaan Wu Zetian dimulai pada usia 14 tahun. Saat itu, Kaisar Taizong membawanya ke Kota Terlarang untuk menjadi salah satu selirnya.
Meskipun hanya menjadi selir tingkat lima, yang pada dasarnya adalah seorang pelayan, dia segera membuat Kaisar terkesan.
Ada dua hal yang paling menonjol darinya, yaitu kecerdasan dan kecantikannya.
Kedua hal itulah yang membuatnya naik ke pangkat sekretaris, posisi yang memberinya akses ke pengadilan dan memulai pendidikannya di bidang politik.
Tidak butuh waktu lama bagi Wu untuk menjadi kepala selir kekaisaran Taizong dan penasihatnya yang paling tepercaya.
Sudah menjadi praktik umum di dinasti Tang bahwa ketika Kaisar meninggal, para selir istananya akan dikirim ke kuil untuk menjalani hidup merekadengan tenang.
Nasib seperti itu menunggu Wu ketika Taizong meninggal, tetapi Li Zhi yang akan menjadi Kaisar Gaozong, telah jatuh cinta padanya.
Dia pun menentang aturan istana danmembawa Wu Zetian kembali ke istana. Bahkan menjadikannya selir utamanya.
Akan tetapi ada dua wanita yang sudah memegang kedudukan penting di istana, yaitu Permaisuri Wang, istri Gaozong, danseorang wanita yang hanya dikenal sebagai Selir Murni.
Hanya saja Permaisuri Wang tidak dapat menghasilkan anak dengan Kaisar, tetapi Wu Zetian telah melahirkan dua putra dan seorang putri.
Haus kekuasaan, Wu disebutmencekik putrinya sendiri dan menyalahkan Permaisuri Wang.
Kaisar, yang diliputi kesedihan, memercayai Wu Zetian dan mengusir permaisurinya dari istana bersama dengan kaki tangannya, Selir Murni.
Tidak lama, Wu diangkat sebagai Permaisuri.
Pada awalnya, Wu menampilkan dirinya sebagai istri tradisional yang berbakti, tetapi semua orang tahu bahwa Wu bisa mengambil keputusan.
Suatu ketika,Wu menghadiri upacara keagamaan yang sebelumnya hanya dihadiri olehpria. Dia lalumengangkat tahta permaisuri keposisi yang sama dengan kaisar.
Ketika Gaozong jatuh sakit, Wu mengadakan pengadilan menggantikannya.
Baca Juga: Kelebihan dan Kelemahan Teori China, Teori Masuknya Islam di Indonesia
Ketika suaminya menderita stroke yang melumpuhkannya, dia mengambil alih tugas administratif. Secara efektif, dia memerintah sebagai kaisar.
Setelah kematian Gaozong, Wu mengangkat putra sulungnya sebagai kaisar, tetapi dia menuduhnya melakukan pengkhianatan dan mengusirnya.
Wu kemudian melantik putra keduanya. Namun karena terlalu lemah, dia memaksanya turun takhta.
Selama15 tahun berikutnya, Wu Zetian memerintah sebagai permaisuri, mempertahankan kekuasaannya melalui jaringan polisi rahasia, mata-mata, dan pembunuhan yang sangat efektif dan seringkali kejam.
Tidak heran, dia disebutsebagai wanita paling berkuasa di China.
Wu akhirnya dipaksa turun tahta pada tahun 705 M demi putra sulungnya yang telah dia buang bertahun-tahun sebelumnya.
Saat itu, Wu sudah berusia80 tahun. Dia dibuang ke istana pedesaan di mana dia meninggal dengan damai satu tahun kemudian.
Baca Juga: Siap Serang Ukraina, Kelompok Tentara Bayaran Rusia Kerja Sama dengan Mata-mata China