Sehingga nama Sarina kemudian dikenal sebagai istilah rahasia untuk menyebut pelacuran di dalam tangsi.
Seorang Sarina tahu cara memanfaatkan gaji kecil untuk mendapatkan makanan lezat.
Mereka menyediakan minuman segar ketika suaminya datang seusai latihan yang melelahkan.
Rata-rata umur seorang nyai di dalam tangsi tentara kolonial berusia antara 12-35 tahun.
Usia menikah bagi anak perempuan pribumi pada waktu itu adalah sekitar 13 tahun.
Bukan sebuah hal yang aneh jika seorang anak perempuan berusia 12 tahun sudah hidup dalam pernyaian.
Ketika seorang nyai yang berusia 30 tahun, ia akan dianggap sudah tua.
Kecemasan bahwa suatu hari akan diusir menjadikan nyai harus berusaha keras untuk dapat mempertahankan kedudukannya.
Jika seorang gundik yang dianggap sudah tua benar-benar disuruh pergi oleh serdadu yang tinggal bersamanya maka ia akan mendapat apa yang disebut sebagai “surat lepas” di dalam tangsi.
Sama dengan pergundikan atau pernyaian yang lain, nasib masa depan seorang Sarina tetap tidak ada kepastian.
Bayang-bayang pengusiran oleh Tuan Eropa-nya terus mengintai.
Baca Juga: Selain Melakukan Praktik Pergundikan, Orang Eropa Juga 'Ciptakan 'Babu' dan 'Jongos''
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR