Terkadang, paparan polutan tersebut juga dapat menyebabkan sakit kepala dan membuat orang tidak bisa berpikir jernih.
Dampak terpapar zat berbahaya dari kembang api jadi lebih parah pada orang dengan gangguan jantung, pernapasan, dan sistem saraf.
Selain itu, dampaknya juga tidak baik bagi orang yang memiliki alergi dingin dan batuk.
Kedua golongan tersebut rentan terserang ederma tenggorokan dan sesak napas.
Paparan asap dan debu mikro kembang api juga dapat menyebabkan masalah di saluran pernapasan, seperti bronkitis kronis atau alergi, asma, sinusitas, dan sebagainya.
Kembang api yang suaranya terkadang mirip ledakan keras, intensitas suaranya mencapai 140 desibel. Sementara itu, kebisingan di atas 85 desibel dapat merusak pendengaran.
Peningkatan intensitas suara ekstrem juga dapat memicu kegelisahan, gangguan pendengaran sementara atau permanen, tekanan darah tinggi, dan gangguan tidur.
Baca Juga: Mengapa Kekuasaan Politik Berperan Penting Bagi Perkembangan Penyebaran Agama Islam di Indonesia?
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR