"Ini tragis."
"Menghilangkan lukisan yang membuat pecinta seni dan banyak orang lain tergerak oleh lukisan," kata Profesor New York University’s Institute of Fine Arts, Dianne Modestini pada 2019 silam.
Sejarawan seni Oxford, Marin Kemp, menyebut lukisan tersebut sebagai versi religius "Mona Lisa" dan pernyataan terkuat Da Vinci soal ketuhanan.
"Saya juga tidak tahu di mana lukisan itu," katanya.
Lukisan itu dibeli pada November 2017 oleh Pangeran Bader, yang diyakini bertindak sebagai wakil untuk Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.
Diyakini dilukis sekitar tahun 1500-an, Salvator Mundi merupakan salah satu dari dua karya serupa yang terdaftar dalam inventaris koleksi Raja Charles I dari Inggris, setelah eksekusinya pada 1649.
Lukisan itu hilang dari catatan sejarah pada akhir abad ke-18, namun muncul kembali dalam koleksi seorang industrialis Inggris abad ke-19.
Miliarder Rusia Dmitry E Rybolovlev membelinya seharga 127,5 juta dollar AS pada 2013 setelah ditampilkan di National Gallery di London.
Balai lelang Christie di New York kemudian melelangnya dan terjual hingga memecahkan rekor dunia.
Melansir News.artnet.com, Senin (17/10/2020), Sekarang, tampaknya Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman sedang membangun sebuah museum khusus untuk lukisan Salvator Mundi.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR