Berjalan menuju rumahnya pada suatu malam musim dingin, menulis khotbah, dia terpesona oleh kecemerlangan bintang yang berkelap-kelip di tengah pepohonan.
Untuk mengabadikan kembali pemandangan tersebut bagi keluarganya, dia mendirikan sebatang pohon di ruang utama dan menyambungkan ranting-rantingnya dengan lilin yang menyala.
Tapi pada abad ke-19, orang Amerika menganggap pohon Natal sebagai suatu keanehan.
Hingga tahun 1840-an, pohon Natal dipandang sebagai simbol pagan dan tidak diterima oleh kebanyakan orang Amerika.
Baca Juga: Bikin Panik Seisi Dunia, Ada Rumor Gelombang Dahsyat Covid-19 di China, WHO Beri Alasan Ini
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR