Menurut kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Oslo, Mehran ditembak mati setelah dia membunyikan klakson mobilnya di Bandar Anzali, kota di pantai Laut Kaspia barat laut Teheran pada Rabu (30/11/2022).
Mehran ditembak tepat di kepala oleh pasukan keamanan.
Penembakan itu sendiri terjadi karena dia merayakan kekalahan timnas Iran atas AS.
Hingga saat ini, tidak ada komentar dari pemerintah Iran. Namun salah seorang pemain timnas Iran, Saeid Ezatolahi angkat bicara.
Rupanya gelandang timnas Iran itu mengenal korban. Bahkan mengunggah fotonya dengan korban ketika masih remaja.
Dalam tulisannya, Saeid Ezatolahi menyamapikan pesan duka citanya.
"Setelah kekalahan pahit tadi malam, berita meninggalnya Anda membakar hati saya," tulis Ezatolahi di Instagram.
Rupanya Ezatolahi dan Samak merupakan "rekan setim masa kecil".
Ezatolahi sendiri tidak memberi komentar apa-apa atas penyebab Samak, namun dia menuliskan beberapa kata.
"Suatu hari topeng akan jatuh, kebenaran akan terungkap."
"Ini bukan yang pantas didapatkan kaum muda kita. Ini bukan yang pantas diterima bangsa kita," tutup Ezatolahi.
Baca Juga: Ini Peran Politik Etis Sebagai Pintu Pembuka dalam Membangun Kesadaran Persatuan Bangsa
Kejadian tewasnya Samak berlanjut ke pemakaman.
Menurut IHR, pemerintah Iran sempat menolak untuk menyerahkan jenazah Samak kepada keluarganya.
Ketika akhirnya digelar pemakaman, para pelayat berteriak "Matilah diktator" di pemakaman Samak pada Rabu (30/11/2022) dalam sebuah video yang diterbitkan oleh CHRI.
Baca Juga: Intip Bahaya Racun Arsenik, Racun Mematikan yang Digunakan Pelaku Racuni Keluarganya di Magelang
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR