Maka Lady Mozang menjadi wali untuk putranya itu dan diangkat menjadi Janda Permaisuri.
Sementara Janda Permaisuri Mozang bergelar Bupati, orang yang sebenarnya mengendalikan kekaisaran adalah kakaknya, Mozang Epang.
Pada tahun 1055 M, Janda Permaisuri Mozang memberikan penghormatan kepada Kaisar Song Renzong, dan sebagai imbalannya, dia menerima banyak teks Buddha.
Dia juga mendukung pembangunan Kuil Chengtia, saat pembukaan dia mengundang biksu Uighur untuk berkotbah di kuil.
Sayangnya, Janda Permaisuri Mozang juga berselingkuh dengan dua pria.
Cinta segitiga ini terbukti fatal baginya.
Janda Permaisuri Mozang berselingkuh dengan Li Shougui, namun kemudian membuangnya demi Buxiqi Duosi.
Li Shougui sangat iri dengan hubungan mereka, dan tidak tahan melihat mereka bersama, akhirnya dia memutuskan untuk membunuh dua kekasih itu.
Pada 1056 M, Li Shougui membunuh Janda Permaisuri Mozang dan kekasihnya, Buxiqi Duosi, dalam perjalanan kembali ke ibu kota setelah pasangan itu berburu di Pegunungan Helan.
Ketika Mozang Epang mengetahui bahwa Li Shougui membunuh saudara perempuannya, dia mengeksekusinya dan memusnahkan seluruh keluarganya.
Pada 1061 M, Mozang Epang dibunuh oleh keponakannya yang berusia empat belas tahun, Kaisar Yizong dari Xia Barat untuk memerintah sendiri.
Janda Permaisuri Mozang diberi nama anumerta Permaisuri Xuanmu Huiwen.
Baca Juga: Kisah Permaisuri Kikir Liu Jin’gui, Cintanya pada Kekuasaan Sebabkan Jatuhnya Dinasti Tang Akhir
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR