Find Us On Social Media :

Kisah Shulu Ping, Permaisuri Keturunan Uighur, Potong Tangannya Sendiri Agar Dirinya Tidak Dikorbankan

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 13 November 2022 | 07:00 WIB

Kisah Shulu Ping, janda permaisuri yang potong tangannya agar dirinya tidak dikorbankan.

Intisari-Online.com – Pada masa awal Dinasti Liao, ada kebiasaan ketika seorang suami meninggal, maka jandanya harus dikubur hidup-hidup bersama mendiang suaminya di pemakamannya.

Namun, ada seorang janda yang tidak mau mengorbankan dirinya.

Dia adalah Janda Permaisuri Shulu Ping, yang legendaris menjadi pejuang yang terampil, ahli strategi militer yang brilian, dan politisi yang cakap.

Janda Permaisuri Shulu Ping terbukti menjadi pejuang sampai akhir.

Janda Permaisuri Shulu Ping lahir pada 19 Oktober 879 M.

Dari pihak ayahnya, dia adalah keturunan Uighur.

Orang-orang Uighur adalah orang-orang keturunan Turki yang hidup selama berabad-abad di China utara.

Ayahnya adalah Po Gu, pemimpin klan Yaonian, sementara ibunya adalah putri Raja Yongdesh dari Kerajaan Khitan.

Nama panggilan masa kecil Shulu Ping adalah Yueliduo.

Shulu Ping berusia empat belas tahun ketika dia menikah dengan Abaoji, yang adalah keponakan buyut ibunya dan cucu Raja Yongdesh.

Pada tahun 901 M, Abaoji adalah kepala suku Yila.

Pada tahun 903 M, Abaoji memimpin pasukan Khitan.