Berdasarkan Pancausada, weton Senin Pahing berada dalam naungan Bumi Kapethak, yang berarti suka bekerja, kuat menderita, dan sering mendapatkan kekecewaan.
Mongso lahir Kanem, Rasa Mulya Kasuciyan, untuk mereka yang lahir pada 10 November sampai dengan 22 Desember.
Candra Rasa Mulya Kasuciyan, berarti mendapatkan rasa bahagia karena berbuat baik.
Mongso Kanem ini berada di bawah kekuasaan Batara Guru, yaitu Dewa yang merajai para Dewa.
Mereka yang lahir pada mongso Kane terkadang timbul suatu rasa bangga diri, namun menyingkirkan jauh-jauh perasaan bangga diri itu diganti dengan perbuatan untuk kebaikan orang lain, bahkan bila perlu mereka rela untuk berkorban.
Penampilan mereka yang lahir pada mongso Kanem itu sangat simpati dan optimis, dalam pergaulan sangat disenangi oleh teman-temannya, pandai bergaul, dan sangat membenci kepalsuan.
Orang Kanem sangat menyukai pergaulan, senang bersahabat, berorganisasi, memiliki sikap yang tegas dan jujur, sehingga sering dapat menduduki tempat yang teratas, begitu pula dalam pekerjaan.
Banyak derita yang diterima orang kelahiran Kanem ketika masih kanak-kanak, barulah setelah dewasa, budi pekertinya mencapai kesadaran, kejujuran, senang membela yang lemah, mau berkorban demi orang lain, pada saat itulah keberuntungan mulai menghampirinya.
Bisa juga mereka mendapat pertolongan dari orang lain yang bersimpati padanya, atau mendapatkan jodoh dari orang yang kaya, sehingga mendapatkan kedudukan yang tinggi dan kaya raya, serta sahabat dan handai taulannya.
Menurut primbon Jawa, kelahiran wuku Langkir berada di bawah naungan Dewa Bumi Bethara Kala, yang berarti besar nafsunya, tidak sayang kepada badannya sendiri, yang melihat takut, buruk adat-istiadatnya, tidak mau menurut, murka, dan banyak larangan.
Mereka yang lahir pada wuku Langkir juga panas hati, sehingga tidak boleh didekati orang lain.
Bahaya yang bakal dihadapi adalah kecurian dan berkelahi.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR