Pernikahan tradisional Korea sekarang pun sudah ada pembawa acara, yang selain memimpin pernikahan, juga mengelola utusan dari kedua belah pihak.
Pernikahan tradisional modern sekarang selesai dalam satu hari, sementara di masa lalu bisa memakan waktu beberapa hari.
Ada lebih banyak ritual dan negosiasi sebagai bagian dari upacara yang tidak lagi dihadirkan.
Meski banyak mengalami perubahan akibat melebur dengan budaya Barat, namun pernikahan modern di Korea masih memiliki sisa-sisa gaya tradisional.
Misalnya, pengantin pria membawa sepasang angsa kayu yang diberikan kepada ibu pengantin wanita untuk menunjukkan standar yang harus diikuti oleh pengantin.
Angsa kawin dengan hanya satu pasangan seumur hidup dan tidak akan menemukan pasangan baru jika yang lain mati.
Mereka juga menjaga keteraturan dan harmoni yang sempurna saat terbang di langit.
Setelah itu, ibu akan mengambil angsa liar dan melemparkannya ke kamar pengantin wanita.
Jika angsa mendarat miring, itu berarti anak pertama yang lahir kelak adalah anak perempuan, tetapi jika angsa mendarat tegak, maka anak pertama pasangan itu adalah seorang anak laki-laki.
Pada upacara tersebut, pengantin akan membungkuk satu sama lain dari sisi berlawanan dari sebuah meja yang berisi berbagai macam barangn di atasnya.
Seperti ayam yang melambangkan tekad untuk membesarkan anak, ayam jantan menunjukkan tekad untuk bertarung, kamelia, kastanye, kurma merah, dan bambu yang kesemuanya mewakili hal-hal yang berbeda, seperti keturunan yang berlimpah dan kata-kata dari roh jahat.
Setelah pernikahan
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR