3. Teori Brahmana
Teori ini sesuai dengan pendapat J.C. van Leur bahwa Hinduisasi di Kepulauan Indonesia
disebabkan oleh peranan kaum Brahmana.
Pendapat van Leur didasarkan atas temuan-temuan prasasti yang menggunakan bahasa
Sansekerta dan huruf Pallawa.
Bahasa dan huruf tersebut hanya dikuasai oleh kaum Brahmana.
Selain itu, adanya kepentingan dari para penguasa untuk mengundang para Brahmana India.
Mereka diundang ke Asia Tenggara untuk keperluan upacara keagamaan.
Seperti pelaksanaan upacara inisiasi yang dilakukan oleh para kepala suku agar mereka menjadi golongan ksatria.
Pandangan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh Paul Wheatly bahwa para penguasa lokal di Asia Tenggara sangat berkepentingan dengan kebudayaan India guna mengangkat status sosial mereka.
4. Teori Arus Balik
Teori ini lebih menekankan pada peranan bangsa Indonesia sendiri dalam
proses penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Artinya, orang-orang di Kepulauan Indonesia terutama para tokohnya yang pergi ke India.
Di India mereka belajar hal ihwal agama dan kebudayaan Hindu-Buddha. Setelah kembali mereka mengajarkan dan menyebarkan ajaran agama itu kepada masyarakatnya.
Pandangan ini dapat dikaitkan dengan pandangan F.D.K. Bosch yang menyatakan bahwa proses Indianisasi di Kepulauan Indonesia dilakukan oleh kelompok tertentu, mereka itu terdiri atas kaum terpelajar yang mempunyai semangat untuk menyebarkan agama Buddha.
Itulah 4 teori yang menjelaskan siapa yang membawa budaya Hindu-Buddha di Kepulauan Indonesia.
Baca Juga: 11 Bukti Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, Termasuk Candi Borobudur
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR