Intisari-online.com - Belakangan nama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim menjadi sorotan.
Hal ini lantaran dirinya terkait dengan 400 orang yang hadir sebagai tim bayangan di Kemendikbud-Ristek.
Menurut Anita persoalan mengenai dunia pendidikan di Indonesia masih sangat banyak.
Termasuk di antaranya gaji guru yang belum dibayar, hingga persoalan-persoalan di dunia pendidikan Indonesia.
Sementara itu kebalikan dengan kondisi di Indonesia, Nadiem Makarim justru mendapatkan apresiasi dari PBB.
Mengutip Kompas.com, Rabu (28/9/22), Nadiem Makarim menyebutkan transformasi paling progresif telah terjadi dalam sejarah pendidikan Indonesia.
"Dalam 3 tahun terakhir, Indonesia memulai transformasi paling progresif dalam sejarah pendidikan Indonesia. Kebijakan ini diberi nama Merdeka Belajar," sebut Nadiem Makarim, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang diselenggarakan PBB.
Di depan pemimpin negara Nadiem Makarim mengatakan, teknologi yang dikembangkan oleh Kemendikbud Ristek berpusat pada pengguna, seperti guru, kepala sekolah serta pendidik.
"Filosofi desain teknologi kamu berpusat pada pengguna, kami mendengarkan guru, kepala sekolah, serta peserta didik dan lain sebagainya. Alih-alih membangun produk teknologi yang kami perlukan, kami fokus pada yang sebenarnya mereka butuhkan," kata Nadiem.
Nadiem Makarim menyebut sejumlah platform sedang dikembangan oleh Kemendikbud Ristek, seperti Merdeka Mengajar, Rapor Pendidikan, Kampus Merdeka, Kedaireka, belajar.id, Arkas, TanyaBOS dan Siplah.
Semua inovasi kebijakan dan platform teknologi tersebut, hanya dapat dilakukan jika ada keberanian dan kemauan politik.
Oleh karena hal itu, Nadiem Makarim pun kemudian mendapatkan apresiasi dari banyak negara di PBB.
Dia mengaku, kementerian yang kini sedang dinahkodai mendapatkan banyak tepuk tangan di luar negeri.
Meski demikian, oleh Komisi X DPR Ferdiansyah miris mendengar cerita sang menteri muda itu.
Menurutnya, Nadiem Makarim memang mendapatkan tepuk tangan di luar negeri, namun belum di negeri sendiri.
"Saudara Menteri Nadiem boleh bangga mendapatkan tepuk tangan di PBB," katanya.
"Tapi Saudara Menteri belum mendapatkan tepuk tangan dari masyarakat Indonesia di dunia pendidikan, ini kan juga miris," ujarnya dalam rapat kerja (Raker) Komisi X DPR, Senin (26/9).
Menurutnya pencapaian Nadiem Makarim belum membuatnya mendapatkan tepuk tangan dari masyarakat Indonesia.
Politisi dari Golkar ini pun mempertanyakan prestasi Nadiem di dunia pendidikan Indonesia.
"Jadi, kita bertanya-tanya ini Menteri dari mana? Karena belum dapat tepuk tangan di sini (Indonesia), khususnya lingkup pendidikan kita," tegas dia.
Baca Juga: Dicerca Anggota DPR, Nadiem Makarim Cuma Sekali Dipuji Sang Ibu Seumur Hidupnya, Ini Momennya