Ketika menyadari hal itu, istri AH Nasution langsung menutup pintu kembali.
“Itu yang akan membunuh kamu sudah datang,” kata Johanna kepada suaminya.
Langsung saja, pasukan Cakrabirawa menembaki pintu yang ditutup Johana tersebut.
“Lalu bapak (AH Nasution) bangun dan bilang biar saya hadapi, tapi ibu bilang jangan,” kata Hendriati.
Saat penyerbuan terjadi, Ade Irma Suryani tidur bersama ayah dan ibunya, yang lalu diserahkan kepada adik iparnya, sementara Johanna terus berusaah melindungi AH Nasution.
“Ibu bilang ke adik bapak, tolong pegang Irma, karena dia harus menyelamatkan bapak. Sementara ibu, beliau nangis lihat ayah ditembak,” cerita Hendriati.
Adik AH Nasution lalu menggendong Ade Irma Suryani, namun karena panik, tanpa sengaja dia membuka pintu yang diberondong oleh pasukan Cakrabirawa.
Tak pelak, peluru itu pun menembus badan Ade Irma Suryani.
“Adik saya ditembak, peluru masuk ke tangan tante saya, dan menembus ke badan adik saya,” ujar Hendriati.
Setelah Ade Irma Suryani tertembak, pintu itu ditutup kembali oleh Johanna Nasution.
Lalu, Johanna langsung menggendong tubuh anaknya yang bersimbah darah itu, sambil mengantarkan AH Nasution menyelamatkan diri.
Menurut Hendriati, darah versi aslinya lebih banyak daripada yang ada di diorama Museum AH Nasution.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR