Intisari-Online.com – Bagi Anda yang baru-baru ini menonton film ‘Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI’, maka Anda akan membayangkan yang terjadi begitu mengerikannya di tahun 1965 itu.
Di dalam film tersebut terdapat bagian yang mempertontonkan penyiksaan para jenderal di Lubang Buaya sebelum dimasukkan ke dalam sumur.
Seperti itulah yang terlihat dari film ‘Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI’ besutan sutradara Arifin C. Noer, yang kemudian mengakui ada sedikit dramatisasi dalam film tersebut.
Memang berita yang ditulis beberapa surat kabar ketika itu menarasikan bahwa Ahmad Yani dicungkil matanya, yang lebih sadis lagi, kemaluan para korban diiris-iris menggunakan silet, lalu dipermainkan oleh para pelaku yang kebanyakan perempuan.
Lalu, benarkah ‘pencukilan’ mata itu terjadi?
Fakta di balik peristiwa 1965 yang terkunci rapat itu sekiranya selama ini hanya mengalir dari ruang kelas kedokteran satu ke kelas kedokteran yang lain.
Dalam Majalah Intisari edisi September 2019, tulisan Saksi Bisu dari Ruang Forensik mencoba menguraikan hasil sebenarnya dari fakta-fakta yang tersembunyi di ruang forensik tersebut.
Bahwa cerita ‘pencukilan’ mata dan ‘pemotongan’ penis memang sudah terdengar lebih dahulu di masyarakat sekitar.
Setelah tujuh mayat jenderal korban G30S/PKI ditemukan di dalam sumur di Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada 4 Oktober 1965, kemudian dibawa ke RSPAD untuk diotopsi.
Dibuatlah tim untuk menangani mayat-mayat tersebut, yang terdiri dari dua dokter RSPAD, yaitu dr Brigjen. Roebiono Kartopati dan dr. Kolonel. Frans Pattiasina; lalu ada tiga dari Ilmu Kedokteran Kehakiman UI, Prof. dr. Sutomi Tjokronegoro, dr. Liau Yan Siang, dan dr. Lim Joe Thay.
Dan Inilah hasil visum sebenarnya dari pada korban peristiwa G30S/PKI tersebut:
Achmad Yani
Luka Tembak masuk: 2 di dada kiri, 1 di dada kanan bawah, 1 di lengan kanan atas, 1 di garis pertengahan perut, 1 di perut bagian kiri bawah, 1 perut kanan bawah, 1 di paha kiri depan, 1 di punggung kiri, 1 di pinggul garis pertengahan.
Luka tembak keluar: 1 di dada kanan bawah, 1 di lengan kanan atas, 1 di punggung kiri sebelah dalam.
Kondisi lain: sebelah kanan bawah garis pertengahan perut ditemukan kancing dan peluru sepanjang 13 mm, pada punggung kanan iga kedelapan teraba anak peluru di bawah kulit.
R. Soeprapto
Luka tembak masuk: 1 di punggung pada ruas tulang punggung keempat, 3 di pinggul kanan (bokong), 1 di pinggang kiri belakang, 1 di pantat sebelah kanan, 1 di pinggang kiri belakang, 1 di pantat sebelah kanan, 1 di pertengahan paha kanan.
Luka tembak luar: 1 di pantat kanan, 1 di paha kanan belakang.
Luka tidak teratur: 1 di kepala kanan di atas telinga, 1 di pelipis kanan, 1 di dahi kiri, 1 di bawah cuping kiri.
Kondisi lain: tulang hidung patah, tulang pipi kiri lecet.
M.T Haryono
Luka tidak teratur: 1 tusukan di perut, 1 di punggung tangan kiri, 1 di pergelangan tangan kiri, 1 di punggung kiri (tembus dari depan).
Soetojo Siswomiharjo
Luka tembak masuk: 2 di tungkai kanan bawah, 1 di atas telinga kanan.
Luka tembak keluar: 2 di betis kanan, 1 di atas telinga kanan.
Luka tidak teratur: 1 di dahi kiri, 1 di pelipis kiri, 1 di tulang ubun-ubun kiri, di dahi kiri tengkorak remuk.
Penganiayaan benda tumpul: empat jari kanan.
S. Parman
Luka tembak masuk: 1 di dahi kanan, 1 di tepi lekuk mata kanan, 1 di kelopak atas mata kiri, 1 di pantat kiri, 1 paha kanan depan.
Luka tembak keluar: 1 di tulang ubun-ubun kiri, 1 di perut kiri, 1 di paha kanan belakang.
Luka tidak teratur: 2 di belakang daun telinga kiri, 1 di kepala belakang, 1 di tungkai kiri bawah bagian luar, 1 di tulang kering kiri.
Kekerasan tumpul: tulang rahang atas dan bawah.
D.I Panjaitan
Luka tembak masuk: 1 di alis kanan, 1 di kepala atas kanan, 1 di kepala kanan belakang, 1 di kepala belakang kiri.
Luka tembak keluar: 1 di pangkal telinga kiri.
Kondisi lain: punggung tangan kiri terdapat luka iris.
P. Tendean
Luka tembak masuk: 1 di leher belakang sebelah kiri, 2 di punggung kanan, 1 di pinggul kanan.
Luka tembak keluar: 2 di dada kanan.
Luka tidak teratur: 1 di kepala kanan, 1 di tulang ubun-ubun kiri, 1 di puncak kepala.
Kondisi lain: lecet di dahi dan pangkal dua jari tangan kiri.
Demikianlah yang sebenarnya dari hasil visum et repertum yang selama ini disimpan rapat.
Anda yang sempat menonton film tersebut, bijaklah untuk menyikapinya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari