Tak mau kalah, pada tahun 2013, Kanada mengeluarkan paspor Santa dengan alamat Kutub Utara.
Meski terdengar "lucu", ini merupakan langkah untuk menegaskan kedaulatan dalam persaingan dengan Rusia, AS, atau Denmark.
Saat ini, Rusia memiliki keuntungan terbesar di Kutub Utara, tetapi karena wilayah es terus menyusut, persaingan untuk mendapatkan pengaruh akan lebih panas dari sebelumnya, seperti yang dikatakan seorang pemimpin NATO."
Pertanyaan yang menarik perhatian para pengamat adalah apakah itu akan mengarah pada "Perang Dingin" baru di Kutub Utara.
Inti masalahnya adalah kedekatan geografis dari dua negara adidaya nuklir AS dan Rusia, yang terhubung melalui Kutub Utara.
Ketegangan juga meningkat dengan sistem senjata yang ada, karena Arktik adalah lokasi terbaik bagi kedua kekuatan untuk melancarkan serangan satu sama lain.
Karena kepentingan strategisnya, Arktik telah menjadi topik utama perdebatan dan diskusi di antara para ahli hubungan internasional.
Pada tahun 2021, Presiden Rusia Vladimir Putin menugaskan bahwa pada tahun 2024, volume barang yang diangkut melalui jalur laut utara negara itu harus mencapai 80 juta ton.
Selama Perang Dingin, Kutub Utara pernah menjadi garis depan dalam konfrontasi militer, dengan Uni Soviet di satu sisi, NATO di sisi lain, dipimpin oleh Amerika Serikat.
Pada 1990-an, Rusia tidak memiliki potensi untuk mencapai Kutub Utara. Situasi setelah Perang Dingin banyak berubah.
Rusia juga ingin mengerahkan pasukan tambahan untuk melindungi kekuatan strategisnya.
Source | : | the economist |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR