Intisari-Online.com – Pemukiman manusia tertua di Iran yang ditemukan, diumumkan oleh tim arkeolog yang dipimpin oleh arkeolog Iran Hamed Vahdati dan paleoantropolog Prancis Gilles Berillon.
Situs Gua Qal-e Kord, terletak di daerah Avaj di provinsi Qazvin.
Karena bahan budaya gua sangat tua, maka tidak mungkin untuk menentukan penanggalan mereka menggunakan metode penanggalan Karbon-14, yang hanya dapat menentukan usia hingga 45.000 tahun.
Maka metode resonansi putaran elektron (ESR) dan uranium/thorium digunakan sebagai ganti penanggalan Karbon-14 itu, melansir ILNA yang mengutip ucapan Vahdati.
Menurut hasil awal dari metode yang dilakukan itu, gua itu berusia lebih dari 400.000 tahun, menjadikannya pemukiman manusia tertua di negara itu, menurut Tehran Times.
Alat-alat batu juga ditemukan di gua itu, yang juga berumur sama, menunjukkan bahwa gua itu dihuni oleh spesies manusia lain sebelum manusia Neanderthal, seperti manusia Heidelberg dan mungkin Homo erectus, atau ‘manusia tegak’.
Hingga saat ini, dua jenis kuda prasejarah yang telah punah, rusa, beruang cokelat, dan badak telah diidentifikasi dalam sisa-sisa hewan yang ditemukan di gua.
Pada tahun sebelumnya, kementerian pariwisata mengumumkan bahwa fosil gigi, yang sebelumnya ditemuan di gua itu, berumur 100.000 tahun.
Organ itu kemudian diperiksa di dua laboratorium di Prancis dan Amerika Serikat.
Hasil ekperimen penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa itu berkaitan dengan peradaban Neanderthal tertua yang diketahui di Iran.
Pada November 2018, ketika musim pertama eksplorasi arkeologi bersama Iran-Prancis menghasilkan penemuan lebih dari 6.000 karya budaya di daerah tersebut.
Itu juga menghasilkan sisa-sisa tulang kuda, rusa, beruang, dan banyak peralatan batu milik periode Paleolitik Tengah, antara 200.000 hingga 400.000 tahun yang lalu.
Lalu paa musim kedua proyek pada tahun 2019, para arkeolog menemukan sisa-sisa seekor kuda, yang mereka yakini diburu oleh Neanderthal di dalam gua.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2019 diterbitkan dalam Journal of Human Evolution menunjukkan bahwa Neanderthal berkeliaran di Gunung Zagros Iran, antara 40 hingga 70 ribu tahun yang lalu.
Sampai akhir abad ke-20, Neanderthal dianggap berbeda secara genetik, morfologis, dan perilaku dari manusia hidup.
Namun, penemuan baru tentang fosil populasi Eurasia yang terpelihara dengan baik ini mengungkapkan tumpang tindih antara manusia yang hidup dan manusia purba.
Neanderthal sendiri hidup sebelum dan selama Zaman Es terakhir Pleistosen di beberapa lingkungan paling tak kenal ampun yang pernah dihuni manusia.
Mereka mengembangkan budaya yang sukses, dengan teknologi peralatan batu yang kompleks, didasarkan pada perburuan, pemulungan, dan pengumpulan tanaman lokal.
Kelangsungan hidup mereka selama puluhan ribu tahun dari glasiasi terakhir adalah bukti yang luar biasa untuk adaptasi manusia.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari