Penulis
Intisari-Online.com – Tim arkeolog Rusia sedang menggali di situs Phangoria, sisa-sisa kota Yunani yang jaraknya hanya beberapa mil jauhnya dari Krimea dan Laut Hitam.
Ekspedisi ini disponsori oleh miliarder Rusia, Oleg Deripaska.
Mereka menemukan sesuatu yang sangat penting, yaitu sebuah prasasti marmer (tablet batu besar) bermeterai raja Persia, Darius yang Agung.
Darius yang Agung adalah salah satu penguasa terbesar dari dinasti Achaemenid di Persia.
Dia mencoba beberapa kali untuk menaklukkan Yunani, terutama setelah beberapa negara kota Yunani mensponsori pemberontakan sebuah negara kecil di bawah kendali Persia yang disebut Ionia.
Persia berhasil menghancurkan pemberontakan Ionia, dan setelah itu Darius I mengarahkan pandangannya ke Yunani, marah karena negara-negara Yunani cukup berani untuk melawan kekaisarannya, dan menyerbu.
Tetapi, dia tidak berhasil.
Negara-negara kota Yunani, yang dipimpin oleh Sparta, kemudian bersatu, dan pada tahun 492, Persia mulai mengalami nasib buruk ketika armada mereka dihancurkan oleh badai.
Pada tahun 490 SM, tentara Yunani mengalahkan tentara Persia dalam pertempuran Marathon.
Karena itu, Darius terpaksa mundur dan kembali ke Persia, dia tidak pernah kembali ke Yunani, tetapi putranya mencoba, namun tidak berhasil, untuk menyelesaikan apa yang dia mulai.
Lalu, mengapa prasasti marmer itu begitu penting?
Para arkeolog bekerja untuk menerjemahkan tulisan paku kuno yang tertulis di tablet itu, melansir History Things.
Sekitar 15-20% tulisan di tablet masih dapat dibaca.
Dari potongan-potongan yang dapat mereka terjemahkan, mereka menemukan pesan itu dibuat atas nama Raja Darius, bukan oleh Darius I sendiri, dan ditulis tepat setelah masa pemberontakan Ionia.
Bagian yang paling menarik dari prasasti itu bermuara pada satu kata Yunani, yaitu ‘Miletus’.
‘Miletus’ adalah nama kota Yunani di Ionia yang merupakan pemimpin pemberontakan Ionia melawan Persia.
Para arkeolog dan penerjemah yang bekerja di situs tersebut percaya bahwa ini adalah bukti kuat prasasti itu ditulis tentang pemberontakan Ionia.
Teorinya adalah Darius I menugaskan pembuatan prasasti untuk ditulis tentang kemenangannya atas Ionia.
Itu kemudian dikirim ke Phangoria, yang menghubungkan kota Yunani ke salah satu momen paling penting dalam sejarah Eropa yang pernah ada.
“Prasasti itu memungkinkan untuk melacak hubungan koloni ini dengan bagian lain dari dunia Yunani dan menganalisis signifikansinya dalam memajukan peradaban Helenistik di pantai Laut Hitam,” kata Vladmir Kuznetsov.
Namun, tidak jelas berapa banyak lagi yang bisa kita pelajari dari hubungan Phangoria dengan negara-kota Yunani lainnya dari prasasti khusus ini, tetapi waktu akan memberi tahu.
Pada saat prasasti itu ditulis dan dikirim ke Phangoria, kota itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Persia.
Mungkin Darius mengirimkannya sebagai peringatan apa yang terjadi pada siapa saja yang berani melawan kekuatan kerajaannya.
Mungkin dia berharap prasasti itu akan menakut-nakuti Phangoria agar tunduk.
Para arkeolog terus bekerja di reruntuhan Phangoria.
Kota ini berasal dari akhir abad ke-6 SM, dan dihancurkan pertengahan abad kelima SM.
Mereka memiliki harapan besar untuk sumbangan situs itu di masa depan terhadap sejarah kuno wilayah Laut Hitam.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari