Intisari-Online.com – Sebuah amphora atau guci berusia 1.700 tahun yang sangat unik ditemukan oleh para arkeolog.
Mereka menemukan benda tersebut dalam penggalian di situs Benteng Diyarbakir, yang terletak di distrik Sur yang bersejarah di Turki tenggara.
Amphora tersebut pernah digunakan untuk mengirimkan minyak zaitun dan anggur, yang jelas tidak diragunakan lagi memiliki sejarahnya sendiri.
Penggalian di area benteng tempat guci itu ditemukan diluncurkan sekitar tiga bulan sebelumnya, menurut arkeolog Suleyman Karakas.
Dia juga menambahkan bahwa tim yang menggali di daerah tersebut, menemukan struktur arsitektur dari periode Romawi, Bizantium, dan Ottoman di dalam benteng.
Menurutnya, amphora tersebut beralas tajam yang sangat penting dibuat untuk perdagangan, juga mencatat bahwa guci itu terpelihara dengan baik.
Dia melanjutkan bahwa temuan tersebut membuat para arkeolog di wilayah tersebut bersemangat karena ini adalah penemuan pertama.
"Kami tidak berpikir amphora itu dibawa ke sini untuk alasan perdagangan karena kami akan menemukan contoh lain jika itu terjadi," kata Karakas, seperti dikutip Daily Sabah.
Benteng Diyarbakir dan tembok kota menjaga kota selama ribuan tahun seolah-olah menjaga peninggalan suci dan mengelilinginya dengan megah.
Situs kuno ini masih mengusung suasana abad pertengahan dengan temboknya yang hampir utuh dan mengesankan, mengelilingi kota yang berdiri setinggi 12 meter dan tebal 5 meter.
Dengan panjang hampir 6 kilometer, tembok kota Diyarbakir ini tetap menjadi tembok kota terbesar kedua di dunia setelah Tembok Besar China.
Dindingnya terletak 100 meter di atas lembah Tigris.
Benteng Diyarbakir dibangun dengan batu, basal hitam, dan batako, serta telah melalui banyak renovasi.
Benteng basalt sangat tahan lama, inilah salah satu alasan mengapa strukturnya tetap relatif utuh selama lebih dari dua milenium.
Benteng ini pertama kali dibangun pada 297 M oleh orang Romawi.
Pada tahun 349 M, tembok tersebut diperluas secara signifikan di bawah perintah Kaisar Konstantius II.
Selama 1500 tahun berikutnya, tembok itu diperluas dan dibentengi menggunakan batuan vulkanik dari wilayah sekitarnya.
Terdapat empat gerbang utama dan 82 menara pengawas di dinding.
Provinsi Diyarbakir Turki Tenggara berdiri sebagai salah satu kota tertua di Mesopotamia, rumah bagi ribuan tahun sejarah.
Penemuan itu terjadi pada penggalian tahap kelima, yang didanai oleh Kementerian Lingkungan Hidup, Perencanaan Kota dan Perubahan Iklim, dan dilakukan bersama dengan Direktorat Museum Diyarbakir.
Sermed Azizoglu, seorang pejabat dari kantor urusan konstruksi kota, mengatakan kepada Anadolu Agency (AA) bahwa merek aingin mewariskan warisan benteng berusia 2.000 tahun ke generasi berikutnya.
Benteng ini menjadi salah satu Warisan Dunia UNESCO bersama dengan Taman Hevsel yang berusia 8.000 tahun.
Sekitar 700 hektar lahan subur yang dibudidayakan, yang dalam sejarah memainkan peran penting menjaga kota tetap tersedia dan disuplai dengan air.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari
Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari