Gesekan Dharmaputra dengan pemerintah Majapahit dimulai dari peristiwa pembunuhan Patih Nambi.
Dalam Kidung Sorandaka dikisahkan pada 1316 ayah Patih Nambi yang bernama Pranaraja meninggal dunia di Lumajang.
Salah satu anggota Dharmaputra yaitu Ra Semi ikut dalam rombongan pelayat dari Majapahit.
Saat itu Mahapati kemudian menyebar kabar bohong ke Jayanegara bahwa Nambi hendak memberontak.
Mahapati memang mengincar posisi Nambi.
Jayanegara yang termakan isu kemudian mengirimkan pasukan menggempur Lumajang mengakibatkan Nambi dan Ra Semi tewas.
Terbunuhnya Ra Semi memunculkan dendam enam anggota Dharmaputra lainnya.
Puncaknya pada 1319 Ra Kuti bersama anggota Dharmaputra lainnya berhasil menggalang kekuatan untuk memberontak.
Pemberontakan dipimpin oleh Ra Kuti dan hanya satu anggota Dharmaputra yang tidak bergaung, yakni Ra Tanca.
Bisa jadi karena dia sebenarnya bukan prajurit tetapi seorang tabib.
Dalam pemberontakan ini Ra Kuti berhasil merebut istana sementara Jayanegara berhasil diselamatkan oleh Gajah Mada.
Di pengungsian Gadjah Mada menyusun strategi dan bersama pasukan elite Bhayangkara yang dia pimpin akhirnya berhasil melakukan serangan balik yang berhasil menumpas pemberontakan Ra Kuti dan menewaskan mereka.
Baca Juga: Peninggalan Sejarah Kerajaan Majapahit, Ada Candi, Prasasti hingga Kitab
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR