Fakta bahwa kedua pria itu berada di kelas sosial yang berbeda adalah sebuah masalah, keduanya tidak seharusnya berinteraksi pada tingkat yang bersahabat.
Apalagi Syams mudah marah dan memiliki temperamen yang buruk, melansir historynaked.
Dia disebut bersumpah di depan anak-anak Rumi dan anti-sosial, berulang kai bahkan diusir oleh murid-murid Rumi, dan menjadi musuh bebuyutan salah satu putra Rumi, yaitu Alaaldin.
Sebuah legenda mengetakan bahwa setelah diusir oleh ancaman pembunuhan, Rumi sedih karena dia sangat kesepian tanpa guru dan temannya itu.
Lalu Rumi mendapat ide gila, dan menikahi putri tirinya yang masih kecil dengan guru untuk melegitimasi kehadirannya di rumah mereka.
Keemia muda berusia sekitar dua belas tahun dan Shams berusia sekitar enam puluh tahun, dan ini adalah ide yang buruk sepanjang sejarha.
Keemia kemudian meninggal karena penyakit yang tidak diketahui, dan Shams menghilang.
Beberapa cerita mengatakan bahwa dia kembali ke cara lama mengembara dan berakhir di India.
Cerita lain mengatakan bahwa dia dibunuh karena penistaan agama, sedang yang lain mengatakan dia dibunuh oleh saudara tiri Keemia muda, yaitu putra Rumi sendiri.
Tidak ada yang tahu pasti.
Rumi sendiri disebutkan bahwa dia pergi mencari temannya yang hilang itu.
Duka rumi atas guru dan temannya yang hilang disulapnya menjadi kumpulan puisi berjudul Divane Shams-e Tabrizi atau karya Syams Tabriz.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR