Intisari-Online.com - Sri Lanka mengalami krisis terburuk dalam sejarah sejak negara ini merdeka pada 1948 silam.
Negara kepulauan ini dilanda kebangkrutan dan mengumumkan gagal bayar utang luar negerinya senilai 51 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 732 triliun pada April lalu.
Unjuk rasa pun pecah seiring memburuknya kondisi di negara ini dan kekecewaan masyarakat terhadap pemerintahnya.
Setelah berbulan-bulan menuntut presiden Sri Lanka mengundurkan diri, para pengunjuk rasa pada Sabtu (9/7/2022), melakukan aksi menghebohkan di Istana Kepresidenan Sri Lanka di Colombo.
Para pengunjuk rasa memperlihatkan kemarahan dan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintah dengan menyerbu istana kepresidenan.
Mereka 'berpesta', tertawa, mengambil foto narsis dan memanjakan diri dengan berenang di Istana kepresidenan setelah berhasil membobolnya.
Massa berhasil masuk ke kompleks istana kepresidenan setelah membongkar barikade dan memanjat gerbang tinggi dengan bantuan truk polisi yang dirampas.
Diserbu para pengunjuk rasa, para petugas polisi dan tentara yang menjaga kediaman itu luluh lantak.
Sementara itu, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dilaporkan telah melarikan diri beberapa saat sebelum massa menerobos masuk ke Istana Kepresidenan.
Ia dapat pergi dari Istane Kepresidenan dengan dibantu oleh pasukan yang melepaskan tembakan ke udara untuk membebaskannya.
Begitu Gotabaya Rajapaksa pergi, suasana di dalam kompleks itu pun meriah, mengesampingkan rasa frustrasi karena kekurangan makanan dan bahan bakar yang sudah berlangsung cukup lama, serta konfrontasi yang tegang dengan pasukan keamanan pada hari sebelumnya.
Sebuah video memperlihatkan seorang pemuda berada di kamar Gotabaya Rajapaksa, melaporkan kondisi tempat tersebut usai ditinggalkan sang presiden.
"Kami berada di kamar Gotabaya, ini pakaian dalam yang ditinggalkannya," kata seorang pemuda sambil memegang celana hitam di video langsung yang dibagikan di beberapa saluran media sosial sebagaimana dilansir CNA.
"Dia juga meninggalkan sepatunya."
Suasana di halaman kompleks Istana Kepresidenan Sri Lanka juga tak kalah ramai dengan bagian dalam istana.
Lusinan pria menanggalkan baju mereka dan melompat ke kolam renang presiden. Beberapa melakukan salto dan bermain-main di air.
Kemudian, ratusan orang lainnya duduk di halaman berumput yang dirawat dengan hati-hati untuk beristirahat setelah konfrontasi pagi itu dengan petugas polisi.
Pihak keamanan Sri Lanka telah menembakkan rentetan gas air mata dan meriam air ke para demonstran, tetapi hal ini tidak menghentikan mereka.
Sementara itu, petugas polisi elit tetap ditempatkan di dalam, tetapi mereka juga tidak berusaha menyingkirkan para penyusup yang berkeliaran dengan santai di dalam Istana Kepresidenan.
Beberapa orang bergiliran duduk-duduk di tempat tidur king-size milik Presiden Rajapaksa dan sofa-sofa yang nyaman.
Seorang pria mengungkapkan kekecewaannya atas ketimpangan antara kondisi Istana Kepresidenan dengan apa yang mereka alami sejak krisis melanda negara ini.
"Saya terkejut melihat AC bekerja di kamar mandinya. (Sementara) Kami harus bertahan dengan pemadaman listrik yang tak ada habisnya," kata seorang pria yang memasuki Istana kepada AFP melalui telepon.
Ada pula sseorang mahasiswa yang menaiki sebuah tiang gerbang untuk dengan keras mendesak orang banyak untuk tidak merusak atau menjarah kediaman negara, yang merupakan tempat penyimpanan artefak yang tak ternilai harganya.
"Kami menyebut Gota pencuri dan mengeluarkannya, tolong jangan mengambil apa pun dari istana. Kita seharusnya tidak menjadi pencuri seperti Rajapaksa," katanya.
Rajapaksa pindah ke Istana Kepresidenan pada April, segera setelah ribuan pengunjuk rasa berusaha menyerbu rumah pribadinya selama demonstrasi besar-besaran. Kediamannya sebenarnya tidak dikuasai massa, tetapi Rajapaksa pindah ke sana dengan harapan bahwa itu akan lebih aman, meski akhirnya tetap sia-sia.
Gotabaya Rajapaksa sendiri akhirnya setuju untuk mengundurkan diri sebagai Presiden Sri Lanka pada Sabtu (9/7/2022) kemarin, dan beberapa jam kemudian Ketua parlemen mengatakan Gotabaya Rajapaksa akan mundur pada Rabu (13/7/2022).
Sementara Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan dia akan meninggalkan jabatannya begitu pemerintahan baru terbentuk.
(*)