Meski 'Abenomics' Drastis Turunkan Angka Pengangguran Jepang, Pelaku Penembakan Shinzo Abe Mengaku Dendam karena Ibunya Bangkrut hingga Beli 'Senjata' Online untuk Eksekusinya

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe
Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe

Intisari-Online.com- MantanPerdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe meninggal dunia pada Jumat, 8 Juli 2022.

Dia menghembuskan napas terakhir akibat ditembak saat sedang melakukan pidato kampanye untuk politikus lokal di Kota Nara, 500 km dari Tokyo.

Abe dilaporkan dua kali ditembak dan tembakan itu mengenai leher dan dadanya.

Abe merupakan mantan perdana menteri Jepang dengan masa jabatan terlama sampai dia mengundurkan diri pada 2020.

Meski telah mengundurkan diri, pengaruh Abe dalam politik Jepang masih kuat.

Melansir Kompas.com, Shinzo Abe dilantik pada 26 Desember 2012 dan kemudian mundur dari jabatannya pada tahun 2020 karena sakit usus yang sudah lama dideritanya.

Shinzo Abe meninggalkan sejumlah kebijakan penting bagi negaranya, salah satunya kebijakan ekonomi yang dikenal sebagai Abenomics.

Abenomics merujuk pada paket kebijakan komprehensif yang diluncurkan Shinzo Abe sejak berkuasa pada akhir 2012 hingga 2020.

Tujuan dari paket kebijakan tersebut adalah menghidupkan kembali ekonomi Jepang dari deflasi selama dua dekade, sambil mempertahankan disiplin fiskal.

Secara garis besar, kebijakan Abenomics melibatkan peningkatan jumlah uang yang beredar di negara, meningkatkan pengeluaran pemerintah, dan memberlakukan reformasi untuk membuat ekonomi Jepang lebih kompetitif.

Lewat kebijakan Abenomics, Shinzo Abe berhasil membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi Jepang.

Melalui Abenomics pula, Shinzo Abe berhasil menurunkan angka pengangguran di Jepang hanya sebesar 2,4 persen, investasi properti naik 151 miliar dollar AS, dan penerimaan pajak meningkat sebesar 149 miliar dollar AS.

Namun Tetsuya Yamagami,pria yang menembak Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe percaya mantan pemimpin Jepang itu terkait dengan kelompok agama yang dia tuduh sebagai penyebab kebangkrutan ibunya.

Polisi Jepang menyebut pada Sabtu (9/7/2022), dia menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merencanakan serangan terhadap Abe dengan menggunakan senjata rakitan.

Dikutip dari Reuters, tetangga pelaku mengatakan, Tetsuya Yamagami adalah seorang penyendiri yang tidak menjawab ketika diajak bicara.

Dia yakin Abe telah mempromosikan sebuah organisasi keagamaan yang membuat ibunya bangkrut karena telah memberi donasi, kata kantor berita Kyodo dengan mengutip sumber-sumber.

"Ibu saya terlibat dalam kelompok keagamaan dan saya membencinya," lapor Kyodo dan media domestik Jepang lainnya mengutip keterangan polisi tentang apa yang dikatakan oleh Tetsuya Yamagami.

Beberapa media Jepang melaporkan, Tetsuya Yamagami merakit senjata dari suku cadang yang dibeli secara online, menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merencanakan serangan, bahkan menghadiri acara kampanye Abe lainnya, termasuk satu hari sebelumnya yang berjarak sekitar 200 km.

Dia telah mempertimbangkan untuk melakukan serangan dengan bom sebelum akhirnya memilih dengan menggunakan senjata, menurut penyiar publik NHK.

Baca Juga: Pembunuhan Shinzo Abe Bukan Pertama Kalinya, Rupanya Perdana Menteri Jepang Berdarah Samurai Ini Pernah Terbunuh Dengan Tragis Di Tangan Militer Jepang Sendiri, Ini Kisahnya

(*)

Artikel Terkait